Halaman:Kalimantan.pdf/385

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

henti-hentinja serdadu -serdadu Belanda dikirim ketempat-tempat dimana masih ada sarang pemberontakan dan dengan demikian sedikit demi sedikit perasaan Belanda agak aman.

Bersama dengan hapusnja keradjaan Bandjarmasin, ditegaskan pula bahwa keradjaan Bandjarmasin telah dibagi mendjadi 3 afdeling jaitu Kuwin, Martapura dan Amuntai, masing-masing dibagi-bagi pula dengan beberapa distrik.

Uang rodi dan padjak kampung diadakan dan didjalankan. Segala hak atau harta-benda kepunjaan rakjat jang tidak turut tjampur dalam pemberontakan dilindungi oleh pemerintah Belanda, tetapi dengan beslit pemerintah Belanda di Djakarta tanggal 10 Agustus 1863 No. 29 dan tanggal 20 Nopember 1863 No. 35 semua harta-benda dan hak keradjaan dihapuskan dan kepada rakjat jang harta-bendanja tersangkut kedalam keradjaan akan diberi kerugian.

Demikian djuga pemerintah Belanda mengadakan djuga beberapa benteng pertahanan di Batu Tungku dan Tanah Laut untuk memadamkan perlawananperlawanan jang masih berpusat ditempat tersebut.

Djalanan jang menghubungkan Tabaniau ke Pleihari terus ke Martapura Munggu Tajuh Amawang - Pantang Hambawang - Barabai - Lampihong dan Amuntai diperbaiki dan diperluas.

Sewaktu Nieuwenhuizen dipindahkan ke Djawa pada bulan Djuli 1860 keadaan daerah Bandjarmasin dan sekelilingnja mulai aman dan damai.

Pemerintah didjalankan oleh Major Verspyck jang terus-menerus mengadakan pengedjaran terhadap para pemberontak, tetapi sekalipun demikan, Pangeran Hidajat dan Pangeran Antasari masih sadja belum dapat dikalahkan atau ditangkap.

Apa jang dikatakan mulai aman dan damai oleh pemerintah Belanda itu, sebenarnja bertentangan dengan kenjataan karena Pangeran Antasari mengadakan serangan-serangan jang hebat di Tabalong dan Tandjung, tetapi pasukannja mengundurkan diri menudju ke Udik. Bertepatan waktunja dengan itu maka di Martapura terdjadi pemberontakan jang seru sehingga mengurbankan beberapa puluh serdadu Belanda, tetapi dengan segera bantuan didatangkan dari Bandjarmasin dan para pemberontak dapat dikalahkan , sedangkan para pemimpinnja dapat ditangkap dan diberi hukuman gantung jang dilakukan ditanah-lapang dibuatnja sebagai tjontoh kepada rakjat, terhadap siapa sadja jang melakukan pemberontakan akan diperlakukan pula demikian.

Demikian djuga berkenaan dengan kedjadian -kedjadian itu, lalu Residen mengumpulkan semua Bupati untuk diberi peringatan dan pertanggungan-djawab agar dikemudian hari tidak terdjadi lagi.

Selandjutnja pada bulan September 1860 terdjadi lagi serangan-serangan jang hebat dibagian Pleihari, Gunung Madang dan dibagian Amuntai sehingga kedua belah pihak mendapat kerugian tidak sedikit djumlahnja.

Dalam bulan Oktober 1860 pasukan Pangeran Antasari mendirikan sebuah

benteng di Batumandi tetapi dapat direbut oleh serdadu Belanda jang menjerang dari dua djurusan , jaitu dari Barabai dan Amuntai. Achirnja Pangeran Antasari mengundurkan diri kedaerah Teweh.

381