Halaman:Kalimantan.pdf/383

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kembali dan tinggal di Bandjarmasin. Sebaliknja, kalau Pangeran Hidajat tidak mau menerimanja, maka tidaklah lagi kutuk Almarhum Sultan Adam, seperti jang tersebut dalam surat wasiatnja didjatuhkan kepada penduduk Martapura dan Bandjarmasin, tetapi Pangeran Hidajat sendirilah jang menanggungnja, sehingga mendjadi sebab- musababnja keradjaan Bandjarmasin musnah dan porak-peranda.

Pada tanggal 4 Nopember 1859 utusan tersebut berangkat menghadap Pangeran Hidajat di Amuntai , tetapi kembali dengan tangan hampa karena Pangeran Hidajat tidak menerimanja disebabkan karena besarnja pengaruh pasukan -pasukan Antasari dan lain-lainnja agar tidak menerima djabatan tersebut diatas. Melihat siasat Andressen jang demikian itu rupanja pemerintah di Djakarta tidak suka, dianggap sikap Andressen terlalu lembek, mereka menghendaki jang keras dan kedjam. Achirnja pada tanggal 4 Nopember 1859, Kol. Andressen dipindahkan kelain tempat dan diganti oleh F.N. Nieuwenhuizen, dan sebagai Residennja diangkat Major G.M. Verspyck.

Pada tanggal 4 Desember 1859 Nieuwenhuizen mengadakan pertemuan dengan Pangeran dan Alim Ulama di Martapura untuk membitjarakan sumpah dan kutuk jang mengantjam runtuhnja keradjaan Bandjarmasin, sebagai jang tersebut dalam surat wasiat almarhum Sultan Adam, jang achirnja diputuskan bahwa segala kutuk dan sumpah itu dianggap tidak terdjadi sebab semuanja bertentangan dengan Agama Islam.

Selandjutnja Nieuwenhuizen memadjukan permintaan kepada pemerintahnja di Djakarta, supaja Pangeran Hidajat diberi tempoh untuk menjerah diri dan kalau tempoh jang diberikan itu telah lewat maka keradjaan Bandjarmasin akan diambil dan dihapuskan oleh Gubernemen. Tetapi sebelum permintaan tersebut sampai di Djakarta, pemerintah Belanda di Djakarta sudah mengambil keputusan, bahwa keradjaan Bandjarmasin akan dihapuskan dan diambil oleh pemerintah Belanda . Demikianlah dengan beslit pemerintah Belanda di Djakarta tanggal 17 Desember 1859 , kęradjaan Bandjarmasin didjadikan hak Gubernemen.

Sesudah pengambilan hak keradjaan Bandjarmasin pihak Belanda mengadakan pengepungan- pengepungan dan pembersihan jang dipimpin oleh Major Verspyck kepada pasukan-pasukan jang dipimpin oleh Pangeran Muhd. Aminullah, Kiai Demang Lehman dan Pangeran Antaludin, tetapi mereka sempat mengundurkan diri menudju Amandit dan Padang Batung.

***

Kekedjaman Belanda.

Pada tanggal 27 Desember 1859 sebuah kapal perang dikirim oleh Djakarta ke Bandjarmasin (,,Ontrust") lengkap dengan serdadu dan persendjataannja, dan setibanja di Bandjarmasin terus dikirim ke Barito untuk mendapati Temenggung Suropati jang telah berdjandji setia sehidup-semati dengan Belanda serta berdjandji akan menangkap Pangeran Antasari. Tetapi sebelum kapal tersebut sampai pada tudjuannja, dikampung Lontu Four kapal Ontrust diserang dan dihantjurkan oleh pasukan Temenggung Suropati sendiri sehingga tenggelam kedasar sungai Barito.

379