Halaman:Kalimantan.pdf/33

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ini dapat diartikan „orang pedalaman atau udik". Sebutan Dajak Laut asalnja karena suku bangsa ini oleh pionier-pionier Inggeris dianggap tjakap sekali untuk pekerdjaan laut. Asal kata Iban ialah dari bahasa Kajan „ivan", jang maksudnja „musafir". Satu dan lain karena suku itu suka sekali merantau. Lain daripada itu kata Dajak Laut dipergunakan untuk membedakan mereka daripada Dajak Darat, suatu suku jang suka damai dan jang mendapat banjak pengaruh dari bangsa Hindu dan kini tinggal didaerah Serawak.

Golongan Iban inilah suku jang terkuat di Kalimantan. Mereka sangat ulet dan mempunjai semangat jang besar pula. Bentuknja ketjil, tetapi kokoh. Bahasanja mendekati bahasa Melaju dan type merekapun menjerupai suku Melaju pula, tetapi dalam bahasa mereka itu tidak terdapat kata-kata Arab, itulah mendjadi bukti, bahwa datangnja di Kalimantan sebelum suku Melaju memasuki agama Islam. Lemah tegur-sapanja, amat terbuka hatinja dan gerak-geriknja adalah menjenangkan. Kata „tjuri” tak terdapat dalam kamus mereka. Mereka merupakan satu-satunja suku didunia ini jang mendirikan tonggak-penghukum bagi para pembohong. Menerima tamu suka sekali mereka itu. Pelanggaran dalam soal ini merupakan suatu dosa jang dapat dihukum, sekalipun tidak dengan peraturan jang tertulis. Besar sekali kemanusiaannja. Kekedjaman tidak dikenalnja. Disamping itu mereka dapat menghargakan gurau senda.

Karena tabiat-tabiat tersebut itu mereka lambat-laun mempunjai kedudukan jang agak baik dalam masjarakat. Dalam beberapa hal mereka memegang rekord. Rumah mereka berbeda sekali dengan rumah-rumah suku lainnja. Banjak persamaannja dengan perumahan Melaju di Sumatera. Hasil-hasil keseniannja demikian pula .

Dalam hal keagamaan mereka berdiri ditengah suku-suku jang lainnja dan suku Melaju. Banjak adat-istiadat Melaju purbakala dianutnja, ialah tata-tjara sebelum suku Melaju memeluk agama Islam.

Golongan Melaju.

Djuga sedjarah bangsa Melaju gelap-gulita. Baru pada tahun 1160 mereka itu keluar diatas panggung dunia. Pada waktu itu berbondong-bondong mereka berpindah dari Minangkabau ke Malaka dan mendirikan kota di Singapura. Mereka itu terdesak oleh radja-radja Hindu Madjapahit dan terpaksalah untuk menjeberang ke Malaka itu. Disana mereka dapat mendirikan keradjaan-keradjaan Melaju dan mementjarkan agama Islam. Dan pada tahun 1498 mereka dapat menumbangkan kerajaan Madjapahit. Dari Malaka mereka memasuki kembali Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Brunei pada waktu itu merupakan pangkalan mereka jang terkuat. Sekianlah sebagai sumbangan tentang bangsa Melaju jang telah diuraikan diatas tadi.

Dengan ini pendahuluan kita achiri, dengan harapan mudah-mudahan sadja dapatlah dipergunakan sebagai bahan pokok untuk lebih memudahkan memahami isi buku ini selandjutnja .

Panitia Redaksi.

29