Halaman:Kalimantan.pdf/286

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pendidikan Massa.

 Belum lama dikenal di Kalimantan apa jang dinamakan pendidikan Massa atau Mass Education, dalam arti jang sebenar-benarnja. Keadaan-keadaan pada zaman Hindia-Belanda, disusul oleh zaman Djepang, disambut oleh zaman Nica, semuanja belum mewudjudkan kenjataan-kenjataan jang dapat dilihat dan diraba dalam pandangan sewadjarnja. Walaupun demikian, 100 pct. nihilnja tidk, tetapi memuaskanpun tidak pula. Kenjataan membuktikan, bahwa putera-puteri Kalimantan djauh tertjetjer dibelakang dibandingkan dengan saudara-saudaranja di Djawa dan Sumatera. Serba matjam ilmu pengetahuan jang dihadjatkan sebagai sjarat peribadi seseorang hanja berbatas dalam lingkungan dinding-dinding sekolah jang djumlahnja sangat sedikit sekali.

 Lebih-lebih pada waktu sebelum perang. Pada waktu itu di Kalimantan hanja ada 2 sekolah Mulo di Bandjarmasin dan Pontianak, beberapa buah H.I.S. dan dalam djumlah jang tidak mentjukupi didirikan pula Sekolah Rakjat. Rakjat diudik-udik dibiarkan tinggal bodoh berdiam dikampung-kampungnja jang terpentjil. Anak-anaknja tidak kenal sekolah, tidak kenal kursus, tidak kenal kebersihan perawatan rumah-tangga menurut tjara-tjara ilmu kesehatan, melainkan dibiarkan hidup, dengan nasibnja sendiri, serta inisiatief sendiri pula. Sewaktu-waktu datang djuga pegawai-pegawai negeri memungut padjak atau manteri-manteri tjatjar memberi suntikan pada waktu musim penjakit bertjabul. Hanja itu, tidak lebih! Sama halnja dengan seorang petani jang membawa rabuk. untuk memberi pupuk tanam-tanamannja, supaja tinggal subur dan menghasilkan banjak.

 Proces demikian itu berdjalan bertahun-tahun lamanja. Kemudian datanglah pengluasan rentjana Missie dan Zending Kristen dalam penjiaran agamanja Zending atau Missielah kemudian jang terbanjak mendirikan rumah-rumah sekolah. Biarpun sekolah mereka berdasar agama tetapi ilmu pengetahuan umum dipeladjari djuga sekadarnja. Banjak rakjat diudik-udik jang melek karenanja. Dihadapannja terhampar sistim pemerintahan djadjahan dengan segala kepintjangan-kepintjangannja.

 Apakah sebenarnja jang diusahakan oleh pemerintah djadjahan itu? Mereka sebenarnja tetap ingin melihat rakjat tinggal bodoh dan dungu. Dilepas mereka Zending atau Missie dengan pengharapan supaja djiwa rakjat tetap lembut, djadi djiwa patuh dan penurut, sebagai djuga anak domba jang diseret kemana suka oleh gembalanja. Dalam keadaan pembiaran meradjala ini kadang-kadang ada pula setengah rakjat jang berspekulasi mendirikan sekolah-sekolah partikelir. Dikatakan spekulasi dibandingkan dengan kemampuan rakjat jang djangankan untuk mengongkosi sebuah sekolah dengan gadji guru-gurunja, sedangkan penambal perut pagi-petang sadja sudah morat-marit. Itulah sebabnja spekulasi itu biasanja tidak berdjalan lama. Sekolah-sekolah ini gulung tikar kembali karena tak dapat dibiajai. Agak djauh dibelakang kedatangan Missie dan Zending Kristen, tibalah pula di Kalimantan Mubalig-mubalig Islam dari Djawa jang dipelopori oleh pihak Muhammadijah. Guru-guru Islam mentjoba pula mendirikan sekolah-sekolahnja ditengah-tengah rakjat. Umumnja mendapat sambutan baik. Rakjat jang haus akan ilmu pengetahuan tidak memandang siapa jang empunja, jang penting adalah kesempatan beladjar, apalagi azas-azas peladjaran Islam tjotjok pula dengan paham rakjat, maka madjulah madrasah madrasah itu .

282