Halaman:Kalimantan.pdf/221

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 agar tidaklah akan melenjapkan alang -alang sama sekali, tetapi setidak-tidaknja penduduk jang memelihara ternak akan keluar perasaan meminati tanaman jang memberi kemungkinan berkembang -biaknja peternakan hewan .
 Penjakit jang biasanja mudah menular kepada ternak, ialah penjakit mulut dan kuku. Tetapi penjakit jang demikian ini amat kurang di Kalimantan. Pada ternak besar seperti sapi dan kerbau amat mudah mendapat penjakit, terutama dari mulut dan kukunja. Pemberantasannja hanja dilakukan ketika timbul penjakit dan hanja bersifat pendjagaan belaka. Penjakit lainnja jang banjak mempengaruhi berkembangan ternak ajam jaitu penjakit ,,pseudo- pes-unggas" . Pendjagaan dengan penjuntikan vaccin sebagai diphtheripokken, penjakit jang djuga berdjalan mendjalar selalu dikerdjakan . Lain-lain penjakit jang terdapat pada ternak jang bersifat accidenteel umumnja djuga didjaga dengan pengobatan lokal, sehingga djangan sampai mendjalar.
 Dalam daerah Kalimantan hingga kini belum nampak kegiatan penduduk untuk membentuk sematjam koperasi gabungan antara pertanian dan kehewanan, padahal jang demikian ini adalah suatu persiapan untuk memperkuat keteguhan ekonomi rakjat. Pendirian ini harus dianggap penting dalam daerah ini, dimana penduduk jang bertjotjok tanam masih amat terpengaruh oleh keadaan alam, terpaksa berpindah-pindah tempat mentjari tanah jang gemuk. Dengan diadakannja mixed-form akan ditjapai tempat-tempat jang tetap ditinggali dan jang merupakan kelompokan kearah pembentukan kampung dan desa jang tetap .
 Oleh karena Kalimantan masih kekurangan ternak untuk mentjukupi kebutuhan pemakaian daging , perdagangan ternak umumnja hanja ditudjukan terhadap hewan potongan, terutama sapi dan kerbau . Untuk pemakaian pemotongan dalam tahun 1951 dimasukkan hewan dari luar Kalimantan sedjumlah 17.000 ekor sapi, sedang pemotongan ternak besar berdjumlah 22.000 ekor. Banjaknja pemasukan kambing dan domba 6.000 ekor, sedang djumlah pemotongan 4.000 ekor. Pemasukan babi terhitung 7.000 ekor, sedang jang dipotong lebih banjak djumlahnja, jaitu 30.000 ekor. Dalam tiap tahunnja Kalimantan harus menambah kekurangan pemakaian daging sedjumlah 5.000 ekor sapi.
 Dari ternak ketjil dapat dilihat tendens jang menggembirakan, bahwa imbangan pemasukkan kambing terdapat lebih 2.000 ekor, jang berarti kelebihannja itu masuk sebagai tabungan. Terhadap ternak babi di Kalimantan Barat terutama penduduk Tionghoanja amat besar djumlahnja, hingga daerah ini telah bisa menjediakan kebutuhan sendiri dengan djumlah pemotongan 23.000 ekor babi Djustru karena untuk konsumsi sadja dengan pemasukan 20.000 ekor masih harus ditambah oleh kekuatan sendiri sebanjak 5.000 ekor dalam setahunnja.
 Ternak-ternak jang diperdagangkan dipasar dari tangan ketangan tidak dapat selalu diadakan, terutama karena kekurangan persediaan, ketjuali ternak ajam dan itik. Dengan sendirinja harga daging sangat dipengaruhi oleh adanja pemasukan hewan dari luar daerah, jang bergantung pula dari musim. Dalam segala lapangan ternjata, bahwa tugas terutama untuk meringankan beban penghidupan masjarakat jang membutuhkan bahan hasil ternak, ialah dengan djalan pemeliharaan ternak jang intensief.

  • * *

217