Halaman:Kalimantan.pdf/138

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

rombongan pertama kedaerah seberang jang dengan resmi dikirim oleh Pemerintah Republik. Rombongan ini selain membawa tugas tertentu dari Pemerintah, djuga membawa bahan-bahan makanan untuk dibagikan kepada rakjat jang menderita.

Dalam perahu selama dalam perdjalanan menudju pantai Kalimantan Barat telah terdjalin satu tekad jang bulat dari segenap rombongan untuk menghadapi segala kemungkinan- kemungkinan, apabila bersua dengan tentera Belanda. Pada tanggal 30 Nopember 1945 rombongan pedjuang mendarat disungai Sirih, 20 Km dari Ketapang. Sedang rombongan lainnja jang terpisah perahunja diperintahkan untuk menjusur pantai menudju Pontianak.

Setelah beberapa hari lamanja di Kabupaten Ketapang, maka rombongan telah dapat menginsjafkan penduduk tentang maksud dan tudjuan daripada proklamasi kemerdekaan Indonesia. Rentjana rombongan ialah untuk memasuki Ketapang jang diduduki oleh tentera Belanda. Akan tetapi sekalipun demikian, rentjana didjalankan terus, ialah untuk membakar tangsi Nica, dan setelah itu mengadakan serbuan dengan bantuan rakjat.

Hanja sajangnja rentjana didahului oleh tentera Nica karena mereka telah mengetahui dari kaki-tangannja, bahwa tentera Republik sudah berada disungai Sirih. Pada tanggal 7 Desember 1945 pagi-pagi buta ketika rombongan akan bergerak menudju Ketapang, maka ditengah djalan berdjumpa dengan tentera Nica jang terdiri dari 12 orang. Para pedjuang masuk hutan mengintai dari tjelah-tjelah pohon karet, dimana kesempatan jang baik dipergunakan menjerang Nica. Dalam pertempuran ini dari rombongan 3 gugur dari Nica 2 orang, sedang dari pihak rakjat terdapat beberapa korban.

Tiap kali ada pertempuran, tiap kali pula Belanda Nica mengadakan pembersihan terhadap kampung atau desa dimana terdjadi pertempuran, rombongan pedjuang jang pada umumnja tidak mempunjai alat sendjata, ketjuali bambu runtjing lalu mengundurkan diri kepulau Bawal, sedang bagian lain dari rombongan telah berhasil merampas beberapa putjuk sendjata dan sebuah motor di Kandawangan sebelah Utara Ketapang. Dipulau Bawal rombongan pedjuang telah diblokir oleh kapal-kapal ketji jang berisi penuh serdadu Nica, tetapi mereka tidak melakukan serangan, karena belum mengetahui betapa sebenarnja kekuatan rombongan itu.

Rombongan pedjuang jang hidup dari satu pulau kepulau lain jang selalu dikedjar-kedjar serdadu Nica , achirnja sampai disalah satu pulau dibagian Kalimantan Selatan, dan disana bertemu dengan pedjuang dari Pangkalan Bun jang ternjata belum lagi dapat dikuasai Belanda Nica. Rombongan tersebut membawa alat-alat sendjata dan bahan makanan untuk membantu pedjuang dari Djawa dalam menggempur kembali kedudukan Belanda di Ketapang.

Djumlah rombongan pada waktu itu kurang-lebih 150 orang, karena terdapat persesuaian fikiran untuk menjerang Ketapang, maka achirnja kembali menudju ke Pangkalan Bun. Keadaan ketika itu dalam bulan Desember 1945 telah berkibar bendera nasional, sedang rakjat bergolak menuntut supaja Sultan Kotawaringin meletakkan dan turun dari tachta keradjaannja, karena dianggap sudah tidak lajak lagi duduk sebagai radja dalam negara Indonesia jang telah merdeka.

134