― 16 ―
Tersebut didalam Hadits, ada orang datang menanjakan kepada djundjungan Nabi saw. demikian :
|
„Siapakah orang jang paling hak saja pergauli dengan baik ?” Djawab Nabi: „Ibumu?”. „Kemudian siapa ?”, Djawab beliau: „Ibumu!”. Menanja pula: „Kemudian siapa ?”. Djawab beliau lagi: „Ibumu!”. Menanja pula: „Dan lalu siapa?” Djawab beliau „Ajahmu !” (Diriwajatkan oleh Buchari dan Muslim dari Abi Hurairah). |
Didalam peperangan diundjungan Nabi s.a.w. melarang memukul atau sampai membunuh perempuan, meskipun perempuan itu golongannja orang-orang mustrik jang melawan.
Terhadap kepada isterinja dan ahli rumahnja, memang djundjungan Nabi saw. sangat baiknja, sebagaimana jang diterangkan diatas. Dan sering kali mendukung anak perempuan, sehingga diadjak dalam sembahjang, pun kadang-kadang bersenda gurau dengan ahli rumahnja untuk menggirangkan mereka.
Malah sering djuga beliau mengundang perempuan2 untuk bermain dengan isterinja Sitti ‘Aisjah jang masih remadja dan suka bermain-main itu: pun membiarkan djuga pada waktu Hari Raja, orang dari bangsa Habsji, mengadakan permainan dihadapan isterinja. Siti ‘Aisjah jang menonton permainan itu dari belakang djundjungan Nabi saw.
Djundjungan Nabi saw. tidak mengidzinkan seorang laki-laki pergi berperang, kalau orang itu belum bertemu dengan isterinja.
Atjap kali djuga isteri-isteri Nabi turut dalam peperangan. guna mengobati orang-orang jang luka dan memberi air kepada jang kehausan.
Isteri-isteri Nabi itu djuga keluar dari rumah untuk menghadiri Shalatul-Ied (sembahjang lebaran) pun sembahjang berdjama'ah didalam masdjid bersama-sama Nabi.