Lompat ke isi

Halaman:Istana Kumala Putih Jilid 2.pdf/22

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

namanya sudah cukup terkenal, perlu apa masih menghina satu bocah, apakah tidak malu terhadap dirimu sendiri ?” demikian ujar si kacung baju merah itu.

“Oh ya, Tiong Ciu Khek dengan kau rasanya masih ada sedikit hubungan sekarang aku tidak cari orang dari tingkatan muda aku akan cari saja kau, apa kau berani bertanding denganku?”

Selagi si Kacung baju merah hendak menjawab, tiba-tiba terdengar suara orang ketawa besar, kemudian disusul oleh munculnya bayangan orang, segera ternyata adalah si Imam palsu yang kelakuannya gila-gilaan.

Begitu tiba Imam palsu itu lantas mulai mengoceh: “Aku kata, Lie Cit Nio, semua orang toh sudah mendekati ajalnya, apa yang perlu diributi? Kalau kita tidak bercekcok, di jalanan ke akhirat nanti mungkin masih ada sobat untuk dijadikan kawan, perlu apa harus mencari tambahan musuh....?”

21