Halaman:Ini tjarita namanja lawah-lawah merah, ija itoe satoe tjarita dari Negri Tjina.pdf/315

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

311

Dia liatin itoe orang-orang, jang soeraki sama dia, dengan moeka marah dan berdjalan dengan tetap.

Itoe algodjo Roumi, ikoetkan dia dari blakang sambil pikoel satoe krandjang roempoet, jang roepanja ada brat sekali, tetapi sebab itoe krandjang di boengkoes sama kaen merah. maka orang tiada bisa dapat liat isinja.

Dia orang naik itoe tanga pangoeng bersama-sama. Dalem sabentaran itoe jang terhoekoem ilang sebab dia di kitari oleh itoe hamba-hamba algodjo dan komedian itoe dia tingal sendiri sadja sama itoe algodjo, maka orang boleh liat jang lehernja, tangannja dan kakinja terikat dengan kras sekali pada itoe tiang.

Dia poenja moeka soeda djadi poetjat seperti orang mati.

Itoe algodjo kasi masoek tangannja di dalem itoe krandjang jang dia soeda taroh di seblanja dengan tiada laloekan itoe kain merah dan kasi kaloear dari sitoe satoe piso pandjang jang tadjem kanan kiri dan jang gagangnja soeda teroekir dengan doea pekatahan: „tangan kanan”.

Dia seboet itoe perkataän dengan soeara kras akan kasi dengar kapada orang-crang jang menonton: Komedian itoe dia balik abis datang dekat pada itoe orang jang terhoekoem dan toesoek itoe sendjata pada tangan orang itoe sampe masoek watas gagangnja. Bagitoe maka itoe tangan djadi tertantjap di tiang.

Ampir ampir Tchou tiada kasi njata jang dia ada rasa apa-apa.