Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/79

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

negara kapitalis seperti Amerika memang berada dalam tangan kapitalis hingga zaman Rockefeller, Ford, Morgan dan sebagainja, jaitu kurang lebih tiga lima puluh tahun jang lalu.

 Keadaan ini sudah tidak benar lagi sekarang. Sedikitnja di Amerika Serikat sudah tidak ada lagi perusahaan besar jang dimiliki oleh seorang kapitalis sadja. Modal ada ditangan shareholders atau stockholders, jang untuk 200 matjam perusahaan jang terbesar kira² berdjumlah 40 djuta, kurang lebih seperempat djumlah penduduknja. Shareholders atau stockholders itu adalah rakjat biasa, kebanjakan djuga buruh itu sendiri jang dapat menjimpan dan dibelikan stock. Perusahaan jang besar² itu berbentuk corporation, jaitu sematjam NV atau PT disini. Kapitalis tidak lagi mendjalankan perusahaan sendiri. Jang mengurus perusahaan itu ialah management jang dipimpin oleh manager. Manager ini digadji dan bertanggung djawab untuk mendjalankan perusahaan itu dengan sebaik-baiknja.

 Mungkin ia memiliki stock sendiri, mungkin djuga tidak. Ia bertanggung djawab kepada rapat pesero (shareholders) dalam rapat tahunan. Kurang lebih 85% dari produksi bahan² di Amerika Serikat dihasilkan oleh corparation² besar ini. Buruh² jang kelihatan senang karena dapat ikut memiliki perusahaan kalau mau, dan karena provisi² sosial hak mereka, berdjumlah kurang-lebih 4 djuta dari 50 perusahaan jang terbesar seperti The Bell System (perusahaan telepon dan kawat, 702.822 buruh), General Electric (222.070), General Motors (551.085), Standard Oil (119.000) dan sebagainja, dan kurang lebih 30 djuta dalam semua perusahaan.

 Njata bahwa perkataan „kapitalis jang memeras” tidak berlaku lagi dinegara kapitalis jang terbesar itu. Buruhlah jang berkuasa dan jang memimpin perusahaan itu sendiri, dan merekalah jang terdapat ikut memiliki perusahaan² dengan membeli sero jang berupa shares atau stocks. Labour Unions mereka kuat sekali sehingga management perusahaan harus tunduk dalam banjak hal kepada kehendak serikat buruh apalagi kalau diketahui untuk menjokong perbaikan nasib kaum buruh. Buruh sendiri tentu sadja tahu batas hak dan kewadjibannja sehingga perusahaan² didjaga bersama agar tidak terlalu mandek karena kemogokan.

 Gambaran ini agaknja sudah lain sekali dari apa jang ditondjolkan Marx pada zamannja, dan jang masih mendjadi adjakan berevolusi sosial bagi kaum komunis sekarang teristimewa dinegeri-negeri Asia dan Afrika jang baru terlepas dari genggaman imperialisme.

 Buruh dinegeri kapitalis Amerika Serikat itu termasuk golongan menengah jang „have”, dan mereka tidak merasa „diperas” oleh kaum kapitalis, Lagi pula siapakah jang masih dapat dinamakan kapitalis ? Mereka jang berpenghasilan lebih dari bracket (golongan penghasilan) jang tertentu dipukul padjak, sehingga jang kaja dikurangi penghasilannja, dan jang kurang dinaikkan. Akibatnja ialah menimbuiken penghasilan jang kira² sama diantara golongan menengah, atau sedikitnja perbedaan penghasilan jang menjolok dihilangkan. Peraturan ini tak sedikit sumbangannja untuk menanam perasaan demokrasi dan samarata.

 Untuk kembali kepada kata kapitalis dan pemakaian modal. Negara² komunis sendiri seperti RRT dan Rusia tentu sadja tidak terlepas dari pemakaian modal ini. Tanpa modal pembangunan² raksasa didunia negara itu tak akan dapat didjalankan. Indonesia sendiri telah memindjam modal dari RRT dan Rusia dan Kruschev sendiri mengakui, sesudah kundjungannja ke Amerika Serikat baru² ini, bahwa Rusia baru dapat diharapkan dapat berdagang dengan Amerika Serikat bilamana Eisenhower bersedia memberi pindjaman dollar kepada Rusia. Bedanja ialah, bahwa kapital negara komunis itu ada dibeberapa