Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/36

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

SUPARDI DJOKO DAMONO :


LAGUDUKA ABANG BETJA


pulanglah ia jang mendukung hidup sederhana
sehabis kembara sehari segenap napas dijalanan kota
seorang istri sudah menunggu diambang pintu
kakang, adakah kali ini engkaulah jang menang

diamlah lelaki malang diam terkulai diatas dipan
mengambang dimata kasihsajang dan duka jang matang
sambil mengurut lembut perutnja istri berkata :
kakang, besok pagi genap tudjuh bulan

dan sewarumahpun sudahlama belum bajar
kalau diusir, kemana pula meneduhkan lapar
engkuu bekerdja setia sekali dan letih setiap kembali
tanpa membawa riang tanpa membawa menang

dan lelaki tambah merunduk wadjahnja menundjuk bumi
membajang dikepaltangannja sakit-hati jang keras
pada hidup sederhana jang dikajuhnja bersama betja
tapi ia pahlawan, tetap tegak dalam usaha

istriku, hari ini aku bekerdja segenap tenaga
ini uang tjukup hanja buat sehari buatmu
kita sudah selalu berusaha, meski kadang sia-sia
tapi kita mesti hidup wadjar sebagai manusia

malam merintik djatuhlah kebumi airmata luhur
mereka berangkulan terbenum dalam saling-mengerti
dan tuhan mengusap-usap kepala manusia itu
jang tetap sabar dalam ketjewa. dalam sedu