trolir dan lain-lainnja. Untuk sekedjap saja mengetjap dunia kita dulu jang sa- ngat hangat dan comfortable. Untuk seke- djap ada saja rasakan daja tarik jang kuat sekali jang akan menjedot saja kembali kedalam dunia itu. Dan terus terang, un- tuk sekedjap saja tergoda untuk mau di- sedot oleh tarikan itu. Tetapi oh, alang- kah kelirunja aku. Kenjataanoja Hassan masih ada disana, ditempat jang lain sama sekali. Dunia dan impiannja sekarang penuh asap dan mesiu. Penuh pengedja- ran dan pelarian. Mas-mas, mbak-mbak, mammie-pappie, aku masih tetap bagian dari dunia itu. Jang sekarang penuh asap dan mesiu, pe- ngedjaran dan pelarian. Dan kita jang malam ini ada disekitar medja marmer bundar ini, sesungguhnja tinggal lagi di- îkat oleh mammie Jan itu jang ditembok itu, djam westminster ketjil jang diapit kepala kidjang dikiri dan kanan. Hanja mereka itulah jang tidak berubah. Kita, kalian mas-mas dan mbak-mbak dan aku, sudah berubah. Ada tingkat-tingkat perubahan memang. Tapi jang pokok kita berubah. Dan kita pasti akan terus berubah, bergeser terus kesana dan kesini, karena kita telah men. djadi bagian-bagian duaia jang lain. Itulah mas-mas dan mbak-mbak dan mammie-pappie jang saja tjoba mau kata- kan. Kalian dengarkah? Mereka jang ada disekitar medja ma- sih menunggu. Mereka tjuma melihat Ba- wuk duduk diam. Air matanja meleleh kebawah. - - Oh, mas-mas, mbak-mbak, mammie. pappie. Aku telah berbitjara banjak sekali dan pandjang sekali. Dan tidak kepada kalian jang ada disini sadja, tapi djuga kepada ju Jati, mas Piek, bahkan djuga kepada pappie jang sudah tidak ada lagi. Kau dengarkah? Aku harap semua itu te- lah mendjelaskan jang kalian tanjakan padaku semalam suntuk ini. Aku harap kalian telah mendengar dengan baik. De- ngan baik. Dengan baik Mereka jang ada disekitar medja mar- mer bundar masih menunggu Bawuk. Ti- dak sepatahpun jang mereka dengar dari Bawuk ketjuali isak jang pelan jang ka- dang-kadang keluar mendengus dari hi- dungnja, Njonja Surjo memandang kearah wa- djab anakaja jang bungsu. Kemudian pe- lan-pelan dia berdjalan kebelakang kursi tempat Bawuk duduk. Tangannja diletak kan diatas pundák anaknja. Djam telab menundjukkan djam empat lewat. - Wuk, sudah djam empat lebih. Kau mesti lelah sekali. Kita telah terus berbi- tjara semalam suatuk. Kau djadi segera berangkat ? - Ja, mammie, aku harus berangkat. Itu sudah mammie duga. Pergilah! Tjari suamimu itu. - Ja, mammie. Saja kira saja harus berangkat segera, sebelum fadjar. Aku tidak akan bangunkan Wowok dan Ninuk. Mereka sudah tahu kalau mereka harus tinggal. Titip mammie. Bawuk berdiri. Satu demi satu kakak- kakak dan ipar-iparnja ditjiumoja. Mata- nja telah kering. Tiba-tiba Bawuk merasa damai sekali. Alangkah aneh perasaan ma nusia. pikir Bawuk. Bagian apakah dari tubuh kita jang kuasa memerintah bagian- bagian perasaan kita? Jang kuasa meng- atur dan mermasak rangsang-rangsang ? Dengan tenang Bawuk melangkahkan ka kinja menudju kedjalan. Hanja ibunja jang mengiringkan dia sampai kedjalan, Dari pintu pagar Bawuk masih melihat- kakak-kakak dan ipar-iparnja pada berdiri diruang depan memandanginja dan achir- aja melambaikan tangan mereka. Dipagar, ibunja kelihatan remang-re- mang karena tjahaja fadj ir jang belum merekah belum sanggup meneranginja. Tangan ibunja terasa dingin waktu meme gang erat-erat tangannja, - Wuk, ati-ati, nduk. Kau tjari Hassan sampai ketemu, ja? Ja, mammie, - Pintu pagar berderit. Dan sekedjap Ba- wuk telah melangkahkan kakinja didja- lan. Mulutnja komat-kamit. Ibu jang bidjaksana. Ternjata tjuma kau jang mengerti, HIⅢ Tanah dibalaman masih basah, Hudjan baru berhenti sore itu. Angin jang me- ngembus membawa harumnja tanah jang baru menjerap air. Dari beranda depan njonja Surjo men. dengar tjutju-tjutjunja membatja Alfatibab dengan bimbingan gurunja. Dipangkuannja masih tergeletak surat kabar sore, Dika- barkan disitu bagaimana usaba PKI un- tuk menguasai Djawa Timur lewat Blitar Selatan telah dapat dibantjurkan sama sekali. Pemimpin-pemimpinaja jang terke muka telah tertangkap atau mati terbu- nuh. Munir, Sukatno, Sri Sukatno. Tjugito dan lain-lainoja telah tertangkap. Ir. Su- rachman dan beberapa gembong jang lain telah tertembak mati. Salah satu nama jang tertembak mati jang tidak banjak dikenal setjara nasional adalah Hassan, Bawuk? Ijjaaka na'budu wa ijjaaku nasta'iin. Ajo. gus, dan rara, ditjoba, Ijjaaka na' budu Sepatah ajat dari Al-fatihah itu mene- robos ketelinga njonja Surjo. Tidak satu patabpun dari ajat itu dia ketahui baik bunjinja maupun isinja. Ling kungannja jang prijaji-abangan itu tidak pernah memberinja kesempatan untuk me ngetahui itu semua. Tetapi njonja Surjo berpendapat memanggil guru agama untuk mengadjar tjutju-tjutjuaja mengadji dan beribadah adalah sesuatu jang baik dan semestinja. Artinja, ngger. Hanja Engkaulah jang kami sembah dan banja kepada Eng- kaulah kami mohon pertolongan. Ajo, kita ulang lagi, ngger. Jjjaaka na budu Alangkah asing suara pak kadji menge luarkan kata-kata itu. Hassan telah pergi. Dan Bawuk? Njonja Surjo memedjamkan matanja. Mulutnja pelan-pelan bergerak-gerak. Dia tidak melibat langit telah berubah men- djadi ungu dan serombongan bangau sa- didepan wab dengan rendahnja melintas rumabnja untuk bertengger dirumpun bam bu podjok rumahnja. Dan mungkin ha- nja sajup-sajup sadja dia dengar pak ka- dji melandjutkan peladjaraonja lagi. Thdina 'shshiraatha 'Imustaqiim - Shiraatha 'lladziina an'amta 'alaibim ghairi Imaghdluubi 'alaihim wa la 'didlaal liin. Aaaamiiin
Desember, 68 Onder : onder district's boofd (sekarang tjamat) E.L.S. E. (uropeesche) L (agere) S (cbool) S.D. untuk anak",,Eropah" dan anak2 pembesar pribumi" waktu itu. Mosvia Middelbaare Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaar. (Sekolah Menengah untuk Pa- mong Pradja Pribumi), HORISON / 15