Lompat ke isi

Halaman:Horison 01 1970.pdf/13

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

Dengan demikian djuga bisa bikin bu jar semuanja. Harap saudara ingat jang kita hadapi bukan intelidjens TNI. 1 Bukan? Bukan. Jang kita hadapi CIA, Jang lain-lainoja tjuma embel-embe! sadja. Lantas apa jang mesti aku kerdja- kan ? - Menunggu. Tunggu sampai Hassan bisa berhubungan. Waktunja pasti akan datang. Bawuk tunduk terhadap penjelesaian itu. Dia harus menunggu di M. Jang men djadi persoalan adalah anak-anaknja, Wo- wok dan Ninuk. Sudah setahun lebih me- reka tidak lagi sekolah. Dan perkembang- an mereka makin menuadjukkan perkem bangan jang tidak normal. Sikap mereka jang makin pendiam dan menarik diri sa- ogat merisaukan pikiran Bawuk. Sikap anak-anak jang begitu tidak pernah dia djumpai dalam lingkungan keluarganja. Dan jang lebih mengganggu pikirannja adalah bahwa tempoh hari sebelum pela- rian mereka, mereka begitu lain. Pastilah itu karena lingkungan keluarga jang lebib tenang dan normal, pikir Bawuk. ngah-tengah kesibukan organisasi tempob hari Hassan masih sempat bertjerita ten- anak- tang matjam-matjam hal kepada anaknja. Djuga bermain akordeon, menja nji lagu-lagu rakjat dan anak-anak dari berbagai negeri. Dan Bawuk sendiri ingat waktunja bagaimana dia bisa mengatur dengan baik waktu itu. Bawuk memutus- kan anak-anaknja harus hidup dalam ling- kungan jang normal. Anak-anaknja mesti sekolah lagi. Dan lingkungan itu banjalah ada pada rumah ibunja. Bawuk memutus- kan anak-anaknja akan diserahkan kepada ibunja. - Dite- Wok. Nuk, besok kalian ibu antar kerumah ejang. Dengan ibu? - Ja, ibu jang antarkan, - Ibu tjuma antarkan ? Ja. Kalian barus tinggal sama cjang. Kalian mesti sekolah lagi. - Ibu mau kemana? Ibu kembali kemari. Ibu mesti men- tjari bapak. - Bapak dimana sekarang? - Bapak sedang berdjuang. Ibu mesti tunggu Bapak. - Nanti kalau Ibu sudah ketemu, Ba- pak akan datang mendjemput Wowok dan Ninuk? - Tentu sadja, Wok. Apa ejang suka bikin bubur ketan hitam ? - O, ja, Dan lain-lainnja djuga. Kle- pon, kolak pisang, kuwih mangkok. Dan masih banjak lagi. Kalian pasti se nang disana. Njonja Surjo menggeliat, ljapek duduk terus-menerus mendengarkan kisah pelari- an anaknja jang bungsu itu. Alangkah muda dan tua anakuja itu. Bawuk putri onder Karangrandu, bintang socie- teit Concordia. mendjadi pelarian komu- Dis ? Dimana letak kesalahan dari semua itu? Kemudian Sun memetjah keheningan jang sebentar itu. - Wuk ? - - subuh. - Djadi kau masih akan kembali ke M.. Ja. mas Sun. Kapan ? Besok pagi-pagi betul. Kiraz waktu Tinggal beberapa djam lagi, Wuk. fa. ju Sjul. Hening lagi. Djam didinding menundjuk kan lewat tengah malam. Berdenting satu kali. Kepala-kepala itu menengadah meli- hat kepada djarum dan angka Rum di djam. Djam setengah satu. Kepala-kepala kidjang jang terpantjang dikiri dan dika- nan djam masih menunduk, keberatan me mikul tanduk-tanduknja presis seperti se- kian tahun jang lalu di setenan Karang- randu. - ― mok. - Wuk? Apa jang kaukerdjakan di M., Menunggu. Ja, menunggu, mas Ma- Menunggu Siapa dan apa jang kau tunggu ? Hassan? Comeback-aja PKI ? Aku tidak pasti lagi. mas Sun. Mungkin sekali jang mendorongku un- tuk menunggu adalah Hassan suamiku. Kalau begitu, kenapa tidak disini sa dja menunggu suamimu itu, Kau bisa menemani ibu. menunggui bisa anak-anakmu. Aku mengusahakan perlindungan dan surat2 jang kauperlu- kan. Aku tjondong untuk tetap memilih monunggu di M., mas Sun. Kalau begitu kau tidak hanja me- nunggu di M. Kau pasti ada tugas tertentu, Wuk, dari kawan-kawan Hassan. - Tunggu. Tunggu, mas Sun, Biar ganti saja jang bertanja, - Wah, mi namanja kena interogasi. Baiklah, mas Tok. - Wuk, apakah kau anggauta PKI? Bukan. Maksudmu belum?. Aku isteri Hassan. O. Wuk, kau tidak mendjawab per- tanjaanku. Mas Tok, aku sudah mendjawah per tanjaanmu itu. HORISON / 13 Aku kira itu sudab mendjelaskan de- gan seterang-terangnja. Baiklah. Aku harap aku bisa me- ngerti apa jang kaumaksud. Tarto berhenti bertanja. Dan jang lain- lainnja nampaknja sedang mentjoba men- tjari pertanjaan laic. - Wuk, kalau kau bukan PKI. bagai mana kau masih bisa mendjalankan tu- gas-tugas jang diberikan mereka seperti mendjadi kurir dan sebagainja itu. - Ju Mi, terus terang sadja, aku sen- diri kurang mengetahui setjara pasti. Se- lama ini aku mentjoba mengerti bubung- anku dengan PKI. Ternjata tidak pang. - gam- Dimana letak kesulitan itu ? Kau ikut suamimu memberontak. K patuh kepada instruksi" kawan- kawan suamimu. Buat saja tidak terlalu berliku-liku hubunganmu dengan PKI, Wuk. - Mungkin buat kau, ju Mi, Kau se- pikiranmu lalu begitu djernih dan logis sedjak di HBS dulu. - Tho. djangan ngledek dong. Wuk, Tidak ju Mi. Sungguh, setjara dju- djur aku iri kepada kemampuanmu meli- bat segala persoalan. Begitu terang, be gitu sederhana dan begitu sistematis. Saja selalu kesulitan didalam mentjoba me- ngerti dengan sederhana dan djelas ten- lang hubunganku dengan PKI itu. Satu-satuoja hal jang terang bagiku ba nja hubunganku dengan Hassan. - Bagaimana? Dia PKI 'kan ? Betul, ju Mi. Tapi ja hanja itulah jang mendjelaskan kaitanku dengan PKI. aku Jang lain-lainnja, seperti kenapa mau terus lari bersama PKI, kadang-ka- dang djadi kurir mereka, menijatat bebe- saja rapa hal untuk mereka, saja tidak begitu djelas. Sungguh itu sesuatu jang kompleks untuk bisa saja terangkan meskipun buat saja sendiri, ju Mi. - - Wuk, kau tahu artinja pengchiamatan buat negara ? - Masja Allah, mas Sun, kau seka- rang kedengaran sebagai seorang brigdjen betul, Jang aku harapkan ketemu adalah mas Sun-nja ju Mi, djadi mas Sun saja djuga. - Wuk, aku masih tetap mas-mu. Kau Tak usah ragu tentang hal itu. Baiklah aku akan mengganti pertanjaan itu kalau kau mau, Bekerdja untuk PKI itu menurut kou berbahaja atau tidak? - Berbahaja, mas Sun. Kulau tidak, aku tidak perlu menjerah kan anak-anakku kemari. Hanja buat kau dan sadja 7 anak-anakmu