Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/311

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1937

sekali roepanja dan adat kalakoewannja, betoel sebagi adat gautoengan poenja asal boekannja seperti akoe ini anak radja jang toelen ibarat santan akoelah poetinja betoel, kerna sekarang ini djikaloe ia tida maoe menoeroet seperti kehanda akoe nistjaja akoe penggal batang lehernja soepaja ia kenal betoel anak radja besar ampoenja adat.

Sahsoedanja itoe maka titah Berhamana soengsoehlah betoel sekali seperti kata anakoe itoe, kerna tida patoet seorang jang hina memake nama seperti namanja anak radja besar.

Adapoen maka Indra Maulana Askandar Sjah palsoe poen memandang kepada Indra Maulana Askandar Sjah betoel katanja: Hai orang hoetan apakah bitjara moe sekarang dari pada nama moe itoe hendaklah akoe toekarken dengan nama jang lain dan djikaloe angkau ini tida menoeroet kata koe nistiaja hari ini djoega keloewarlah njawa moe dari dalem djasad moe.

Maka sembahnja Indra Maulana toelen itoe, jatoewankoe baeklah toewankoe segala barang titah toeankoe hamba ini djoendjoeng.

Satelah itoe maka kata Indra Maulana Askan dar Sjah palsoe itoe: Hai soedarakoe sekarang akoe namaken angkau dengan nama Djami Djami redlakenlah angkau.

Sahoet reldalah hamba memana dengan nama Djami Djami itoe.

Kata poela Indra Maulana Askandar Sjah palsoe itoe pada Berhamana: Hai ajahanda maka