Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/168

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1794

kennja mati takoet di tanjaken jang memboenoeh itoe Mahradja Goemanda Soeta sanget soesabnja maka binggoenglah hatinjaitoe, hendak berkata takoet, den tida hendak di katapoen takoet, sebab soeda dija mengataken hendak menjataken dengan feroes terang, maka dari pada Indra Maulana Askandar sjah kebanjakan akalnja jang ahmak itoe, maka laloe ia berkata dengan djoestanja itoe, serta katanja: ja soedarakoe behoewa kata dalem kitab hamba ini, anak toean telah mati di boenoeh orang di dalem laoet, sebab moeloe nja aken dateng tjilakanja toeankoe.

Maka titah soedagar itoe dengan berdebar hatinja mendengar jang anaknja telah mati, maka amanlah hatinja, sebab djamoes itoe ijalah janh ampoenja tempo dehoeloenja, maka apa barang kata djamoes itoe tida bersalahan lagi, maka laloe berdebar debar hatinja, serta berkata dengan gemetar segala toeboehnja: Hai soedarakoe, djikaloe anak hamba mati siapakah jang memboenoeh dia?

Sahoetnja Indra Maulana Askandar Sjah, antalah siapa jang memboenoeh itoe hamba tida taoe, tetapi anak toewan hamba itoe telah mati di boenoeh orang, tetapi tida sekali berketahoean siapa aken jang memboenoeh.

Adapoen maka egala soedara ole soedagar itoe, mendengar jang soedaranja telah: mati diboenoeh orang itoe, maka terlaloe amat tangisnja serta meratap sekaliannja.