Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/161

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1787

Adapoen maka tida berapa lamanja laloe sampelah pada tepi pantai itoe, maka laloe di lihatnja adalah saekor bangkai boeaja jang terlaloe amat besarnja, telah soedah amat sekali batjin baoenja, dengan telah hantjoer koelitnja, dan dagingnja poe soeda lodo telah di makan oleh segala binjawak, dan banjaklah djoega segala boeroeng gagak mengroeboengi dia, sebab boeaja itoe di boenoeh oleh kawannja sendiri samanja boewaja, dari sebab segala kawannja jang laen tida maoe berkawan lagi padanja, dari sebab ia telah berdosa memakan anak menoesia djadi kawan kawannja jang banjak tida hendak bertjampoer, maka laloe di lawannja berperang, dari sebab dialah jang terlebig besar badannja, djadi ia tida maoe menoeroet kala dan titah bangsa boewaja jang banjak maka laloe di lawan nja maka barang sekoewasanja ia melawan jang banjak tida dapet djoega di lawannja, maka djadilah ia selak e jang demikian ini, maka djadi matilah boewaja itoe dari lantaran ia membesarken dirinja isoelah sebaboja, maka namanja boewaja itoe sibarad daja.

Sjahdan maka satelah Indra Maulana Askandar Sjah palsoe itoe, malihat jang ada bangke boewaja itoe, maka laloe ia sigra hampiri dengan koedanja.

Satelah segala binjawak dan boeroeng Gogak itoe malihat adalah manoesia dateng hambri dengan koedanja, maka sekalian habislah lari berterbangan kesana kemari, sambil berboenji boe

Soltan Taboerat

200