Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/13

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1639

dan lagi ijalah jang sama dengan nama hamba, dan ijalah jang membawa nama hamba sanga sekali saktinja, dan beberapa aken di boenoehnja dan beberapa di aniajanja tida mendjadi mengapa dari pada sebab sangat sekali saktinja, dan beberapa di binasahken djoega tida bisa mendjadi sesoewatoe poen atasnja, bahoewa inilah pitnah jang amat sangat, tetapi orang itoe ija mengakoe anak dari boekit tempat ajahanda hamba, maka ijalah jang ampoenja asoetan, dan ijalah jang terlebih djahat di dalem negri, tetapi dalem ramal hamba ini ijalah jang bakal membinasahken negri dan segala alam doenja ini, dan ijalah jang mengakoe anaknja Soeltan Toral Arkan itoe. Satelah jang mana mendengar katanja semoewanja poen menggerakken kepalanja, serta dengan takoetnja masing masing dari pada hal itoe.

Maka Moehamad Sjahrab poen heran, serta katanja: djikaloe demikian baeklah kita keloewar njawa pada zaman zaman ini, soepaja djangan sampe kedatengan banjak raijatnja, dan lagi apa barang kata anakkoe poen soenggoeh sekaliannja tida ada jang bersalahan, kerna nama poen senama dengan anak koe, dan datengnja poen dari dalem boekit djoega demikianlah.

Satelah itoe maka titah Soeltan Moehamad Sjahrab, jatoewankoe dan boewah hatikoe dan bidji manggakoe, djikaloe demikian dapatkah mamanda bertemoe poela dengan soedara toewankoe?

Maka sahoetnja: ja mamanda, djikaloe kata di dalem noedjoem hamba dapat djoega toewankoe