Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/117

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1743

laloe terkenang ken tetkala ija berboeat pada Poelau Noesa Djadjakan Pertewi itoepoen tida ija goesar, den kedoea sahdjanja toean poetri ada menaro dirahi padanja, Ketiga boedinja baek, den Keampat sabar, den Kelima roepanja manis ai pandang elok, den keanem barang lakoenja patoet di pendang den barang pekertinja dengan lemah lamboet, serta lagi tida sekali membesarken dirinja, sajangnja ija tida berketahoe an asal bangsanja.

Satelah soeda berpikir jang demikian itoe maka laloe bertamba tamba aer matanja, serta katanja: wai kakanda sampenja hati kakanda perboeat ija jang demikijan, djanganlah kakanda sebagi jang mengarang itoe, tida taoe sekali boe dinja orang, sedeng kakanda di dalam pendjara soeda hoekoemnja mati, dau seboleh bolehnja di ambilnja dengan seorang dirinja aken menantang lawannja sebab membela kakanda ini, dan sekarang sampe hati betoel kakanda ini tinggal ken ija di dalam hoetan, dan telah soeda berapa kali ija kakanda berboewat jang demikijan, pertama toeankoe boewangken ija kadalem laoet dengan ikatnja, dari pada sebab ija orang jang baek boedinja sebab tida dengan dosanja, maka ija bisa dapat kembali, maka kadoewa ija kakanda boewang kedalam hoetan, dan alangka sakit hatinja, dalam itoepoen ija berlakoe sabar djoega soewaatoepoen tida ada apa katanja, dan djikaloe separti kakanda di perboewat jang demikijan alangka sakitnja, tambahan sekarang kakanda