Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/414

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1480

Sjahdan maka terseboetlah perkataannja segala isi negri itoe.

Satelah siang hari, maka bangoenlah masing masing serta segala bidoewanda malihat jang anak radja kedoea soedara telah hilang dari dalem peradoeannja, laloe djadi terkedjoetlah masing masing, maka laloe mendjadi gempar di dalem negri itoe, serta di persembahken oleh mantri ampat.

Maka terkedjoetlah mantri laloe di tjarinja kesana kemari tida bertemoe, maka mantri Sjahbandi poen sanget marahnja, serta membri taoe kepada soeltan.

Maka soeltan poen mendjadi amat terkedjoetnja.

Satelah permaisoeri mendengar jang anaknja hilang kedoea soedara itoe, maka laloe sígra menangislah.

Setelah toewan poetri Maal Djamdjam Seri Negara mendenger jang soedaranja hilang serta Si Pandai Memana mata itoe hilang, maka laloe ija menghimpaskan dirinja, serta meratap katanja: wai kakanda sampenja hati kakanda meninggal hamba ini.

Satelah itoe maka mantri itoepoen naeklah di atas koedanja, maka laloe pergi mentjari kesana kemari masoek hoetan keloewar hoetan dan masoek rimbah keloewar rimbah, maka tida djoega bertemoe, maka mendjadi haroe hara lah di dalam negeri, den soewara orang menangis itoe seperti ombak mengaloen, den Soeltan poen sanget nadarnja hatinja atas pekerdjaan