Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/202

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1178

Maka sembahnja jatoewankoe tidalah sekali kali hamba menaro goesar padanja.

Radja poen bertanja kepada Sjahbandi, katanja: Soenggoehkah tida jang goesar padamoe, antara kedoewanja istrimoe itoe?

Sembahnja jatoeankoe tida sekali kali istri hamba jang menaro goesar kepada hamba ini.

Satelah itoe maka kata radja, tidakah lain lain orang jang menaro sakit hati padamoe atawa kepada istrimoe.

Sembah istrinja: Ja toewankoe tida sekali kali, hanja semoeanja kasih sajang kepada hamba ini,

Kata radja: kaloe kaloe antara angkau kedoewa sama madoemoe, antara doeloe hari.kaloe kaloe angkau ada berbantahan.

Maka sembahnja, jatoewankoe tidalah ada sekali kali, selamanja aken beta djadi madoe padanja soewatoe poen tida apa jang di goesari.

Sembahnja Dang Soendari: djanganken sekarang telah mendjadi madoe, baek sama baek boedinja, sedang doeloenja tatkala belon mendjadi madoe hamba, baek sama baek djoega seorang poen tida tahoe berbantah, maka lebih banjak bitjara Dang Soendari itoe.

Tatkala itoe radja poen mendjadi habis akalnja.

Sasoedahnja maka radja poen bertanja: Hai Sjahbandi, apakah bitjara toeankoe?

Maka sahoetnja, mana djoega hoekoemnja toewankoe.

Satelah soeda maka radja poen memberi hoe-