Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/16

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

992

Maka kata Widenta Wati baeklah kita memboewangken tjintjin Widenta Wati mendjadi seperti laoetan jang amat besar serta berombak ombak, den tjintjin Widenta Djaja mendjadi seperti hoetan jang amat besar, tapi hoetan itoe doedoeknja di tepi laoetan itoe.

Maka semlah segala Djin: ja toewankoe kita ini sekalian telah bersalah djalan, kerna ini boekannja kota negri Tadjir, maka djalan kita ini sekalian djato pada ketepi laoet, den di sebelah laoet itoe ada hoetan besar, maka bebrapa Djin jang sakti sakti itoelah pergi mentjari negri, soeda habis hoetan dan laoet itoe datengken malem tidaken dapet, maka heranlah segala Djin itoe, sebab perdjalanan itoe mendjadiken sesat.

Satelah Moehamad Sjahrab malihat segala Djin rijoe ronda itoe soewaranja, masing masing mengataken djalan itoe sesat, maka laloe di lihatnja kehadepan soenggoehlah sasat.

Maka sahoet Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman itoe, penerima kasih pada toewankoe tida terbales rasanja oleh hamba boedi toewankoe, hanja toehan jang maha adil aken membales atas toewankoe.

Maka sembahnja Widenta Sari itoe, soenggoeh lah seperti kata soedarakoe itoe, adalah kela nanti toehan jang membales atas hambanja.

Satelah itoe maka titah Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman kepada Doermansjah, katanja: Hai Doermansjah? pada masa itoe sijapakah jang membawa engkau kemari ini, boekankah engkau