Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/105

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1081

paja- djangan di ambil ketjil hati atas perboewatan hamba, tida mengenal sekali kali pada padoeka ananda ini.

Maka sahoet soeltan Taboerat. wah: soedarakoe djangan toewan berkata jang demikian, djanganken soedara kita sedang hamba kedoewa ini tida mengenal, den djikaloe demikian boekan orang toewah jang berboawat salah, anak kita djoega jang patoet sala.

Maka tatkala itoe djadi tersenjoemlah ketiganja soeltan itoe, dari pada sebab mendenger ka tanja.

Sjahdan maka titah soeltan Taib, ja toewankoe djikaloe ada derma toewankoe ini sekalian, moehoenlah hamba toeankoe persilahken masoek kedalem kota, kerna di sini koerang sedapnja kita ini, kerna hendak menghabarken hal perihal ananda ini, den djikaloe ada soedi toewankoe marilah kita masoek kedalem kota, kata orang jang mengarang hikajat ini, kita bergoenem goenem atawa madjakara poen sedap.

Maka soeltan ketigapoen berangkat masoek serta di iringken oleh Mochamad Sjahrab den Indra Maulana Mafthoel Alam den Indra Mardjoenoel Alam den Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman, serta masoek ia menoedjoe kedalem kota.

Adapoen maka mantri hoeloe balang, penggawa Tadjir semoewanja habis menggeraken segala raijat Toral Arkan, den satengahnja mengatoerken raijat Mahran Langga Sari, maka segala

alim pendita poen menjamboet samanja pendita.

Soeltan Taboerat

131