Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/102

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1078

nja serta toeroen dari atas koedanja den Djohan Pahlawan poen toeroen dari atas koedanja, serta berlari lari dateng soedjoed kepada kaki padoeka ajahanda itoe serta tangisnja, den serta soedjoet pada kaki Indra Maulana Mafthoel Alam.

Maka Indra Mafthoel Alam poen terkedjoet serta berpikir, mengapa satroe ini menjembah kakikoe semana mana seperti orang gila roepanja. Sasoedahnja itoe maka soeltan kedoewa poen heranlah dirinja tiada terkira kira melihat hal jang demikian itoe, serta di lihatnja roepanja laki laki jang terlebih parasnja, maka di lihatnja Indra Mardjoenoel Alam poen terlebih roepanja dari pada rocpa anaknja, den di lihat kepada Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman, terlebih poela baek paras itoe.

Adapoen maka titah soeltan kedoewá itoe, Hai anakoe: mengapa lakoe toewan selakoe, jang demikian?

Maka sembahnja ja toewankoe, bahoewasanja hamba ini sanget besar dosanja hamba kepada toewankoe, den kepada padoeka kakanda, den tiadakah toewankoe mengenal beta? maka bahoewa betalah poetri Mahroem Sari kedoewa poetri Mahroem Siti mendjadi kepada perang ini.

Adapoen maka soeltan mendenger hal itoe, maka laloe pangsan kadoewanja, den Indra Maulana poen laloe goegoer keboemi serta pangsan, den Indra Mardjoenoel Alam poen pangsan, den Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman djangan di kata lagi.