Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/478

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

957

sedang lagi bermain bidji sau dengen Tan Sedap. maka kitjik kami di bawanja lari djadi kami menangis, maka kami lagi menangis terdengarlah soewara toewan membangoenken patek.


Satelah itoe maka Indra Mardjoenoel Alam poen tersenjoem, mendenger mimpinja itoe, maka keampatnja poen tertawalah serta berdjalanteroes menoedjoe kedalem astanah itoe, maka matanja poen tida maoe tidoer lagi, kerna malem hampirken dinahari.


Maka titah Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman kepada Poelanti Hai Poelanti: Pergilah angkau masaken aer panas serta berboewat nikmat, den djikaloe soeda angkau bawalah kemari.

Maka Poelanti poen sigralah pergi berboeat persantapan, seperti kolak oebi aer tapel den gegodo tjempedak dengen goelanja jang ganting, serta lain lain koewe koewe tetapi tida di seboetkennja.


Adapoen maka satelah itoe maka kata Indra Mardjoenoel Alam, Hai adinda: Djikaloe demikijan baeklah kita memanggilken anak Dewa ketiganja itoe, soepaja kita ini menanjaken kepadanja dari pada hal padoeka kakanda Indra Boeganda Aspandar jah, di manakah adanja.


Maka sembah Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman itoe. jatoewankoe apalah goenanja kerna djikaloe kita tanjaken nistjaja rahsija kita ini dapetlah di ketahwi oleh anak Dewa itoe, kerna di ketahwinja kita ini isrti orang apalah goenanja.