Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/392

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

871

  Satelah itoe maka Soeltan poen tersenjoem manis moekanja. serta berkata: Ja anakoe ajahanda ini orang jang toewa lagi tida berboedi lagi bebal, soewatoepoen tijada aken pembalesnja, malinken Allah Soebhana Wata-alla djoega jang membales kebadjikan seorang pada seorang, kerna toewan djoega jang terlebih ma’loem, sebab anak hamba hanja doewa orang djoega, den djikaloe seorang belon bersoewami apalah salahnja lagi, aken toewan pembales ajahanda ini, den sekarang apalah hendak di kata, toewan hendak berhambaken anak ajahenda jang toewa, masa sijapa mengalahken dija, dalem itoepoen toean djoega terlebi ma‘loem, djikaloe anak hamba tida soewaminja nistjaja anakoelah ajahanda berkirim diri.

  Adapoen maka satelah itoe, maka Indra Maulana Pathoel Alam poen terlaloe amat belas hatinja mendenger kata Soeltan itoe, maka katanja Indra Maulana Pathoel Alam itoe, ja toewan koe djkaloe demikijan bitjara toewankoe baek lah hamba menoeroet djoega, den sekarang adakah angkau hendak kembali kedalem negri, djikaloe toeankoe hendak kembali. kedalem negri, nantilah hamba soeroe hanterken toeankoe kedalem negri pada malem ini, den dari pada hal anak radja atas hamba jang melawan.

  Maka kata Soeltan ja anakoe orang boediman lagi beriman, djikaloe ada derma anakoe handaklah ajahanda kembali kedalem negri dengen selamat, kerna djikaloe ajahanda tida kembali, nis-