Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/378

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

857

roe haralah perang itoe, tida bertahoewan mana kawan den lawan.

Maka sekoetika poela haripoen malemlah, maka segala raijat antara kedoewa pihak itoepoen kembalilah masing masing pada tempatnja.

Maka Indra Maulana Pathoel Alam poen kembali kedalem hoetan itoe.

Satelah itoe maka titah Indra Maulana Pathoel Alam, Hai soedarakoe Mahbat Roem, sijapa orang moeda itoe jang bernama Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman, terlaloe amat sekali pandekar den bidjak sananja main sendjata, den sekarang pergi lah angkau menjamarken dirimoe melihat kedalem negri Tadjir, kaloe kaloe soewami toean poetri Mahroem Siti, kerna roepanja terlaloe amat baek sekali.

Maka sembah Mahbat kedoewa. baeklah toewankoe, maka Mahbat kedoewa poen berdjalan masoek kedalem negri, serta menjamarken dirinja sebagi mana bidoewan radja itoe, serta masoek kedalem astana toean poetri, maka dilihatnja dalem astana itoe sedang rame orang bermain main, den toean poetri poen sedang doedoek di hadep segala dajang dajang den biti biti itoe, den Soeltan poen ada bersama sam permaisoeri, den poetri Tjindra Sari sedang menangis sebab pada pikirnja tida hendak memberi soedaranja keloewar berwasa lagi.

Maka pada tatkala itoe, Mahbat Laila kedoewa Mahbat Roem poen terlaloe amat belas hatinja, malihat roepa toean poetri itoe, kerna badannja