Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/29

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

509

hati toean sendiri, hanja sebab pengadjar orang, den akoe redlalah toewan tijadalah kakanda sak lagi, dari doenja sampe kedalem boemi acherat, den djanganlah toean sanget-sanget kenengken kakanda, djikaloe demikijan tijadalah kakanda kembali, kerna maloelah kakanda.

Setelah soedah berkata-kata demikijan, maka laloe di rasahken kakinja terlaloe amat sekali pedesnja, den sakitnja, kerdja habislah terkoepas-koepas, maka datenglah marahnja sebagi oeler berbelit-belit rasanja, pada pikirnja handak memoetoesken batang lehernja, pada masa ketika itoe djoega rasanja, kerna sanget merasaken sakitnja.

Maka soeltan moeda poen terlaloe amat heran dirinja, sebab tjinta jang amat sanget sekali pada hatinja, djikaloe dapet di pisahken handak di belah rasanja, sepaja ija bole dapet meloepaken, sebab terkenangken djahat pekertinja, den djikaloe ija terkeneng boedi pekertinja, maka mendjadi tjinta di dalem hatinja, maka itoelah ija sendiri poen mendjadi heran, serta tijada habis mengarti atas dirinja, serta berkata demikijanlah katanja itoe.

Hai, IndraBoeganda Aspandar Sah, mengapakah lakoemoe demikian, siapakah jang mengadoe hatikoe ini, betoel sebagi orang gila lakoenja, kerna sekoetika