Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/109

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

588

mengikoet toeankoe bersama sama, den djanganlah di boewang boewang, kerna hamba ini hendak kemkali, telah soeda berapa djaoe negri beta mana barang titah toeankoe di sanalah ada beta, maka djikaloe hendak djoega meninggalken beta, lagi, baeklah kakanda boenoeh sekali redlalah beta mati kerna hoekoem toeankoe, betapoen tijada berdawa pada di jaumil kijamah, kerna sebab tijada tertanggoeng atas penjakit ini.

 Setelah itoe maka titah Soeltan moeda, Hai peotri Tadjir! akoe katakan padamoe sekarang ini dengan soenggoeh soenggoeh hati, kerna rAkoe ini seorang anak radja dalem negri Toral akan Soeltan Taboerat nama ajahkoe, tetapi akoe ini ada ampoenja istri jang dikawini oleh ajahanda boendakoe, maka ketahwi olehmoe bahoeasanja angkau maoekah mengikoet bitjarakoe, den diikaloe angkau hendak mengikoet barang katakoe, maka akoe bawalah angkau kedalem negrikoe.

 Setelah toean poetri mendenger kata soewaminja, jang ija ada mempoenjai istri sendiri, maka laloe berdijem dirinja, sepertiken belah rasa dadanja, bagi tertoenoe dengen api rasa hatinja seperti loeka tersirem garem, djadi hantjoer rasa djasadnja, maka pikir dalem hatinja apalah hendak di kata, kerna soeda dengen kehendak toehannja jang melakoeken koedrat iradatnja, atas jang mengarang ini.

 Setelah itoe maka pikir toean poetri, djikaloe akoe tijada menoeroet barang titanja, di manakah akoe pergi lagi.