Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/470

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

470

hoekoem allah, djikaloe demikijan baek lah angkau kembali dehoeloe itoe.

Maka toean puetri poen tijada djoega maoe kembali, beberapa di boedjoeknja tijada djoega maoe menoeroet.

Maka titah baginda, Hai: anakoe, pergilah angkau dari pada tempatkoe ini kerna 'akoe maloe, sebab djikaloe di denger orang akoe bersemboeniken istri orang, djadi leta namakoe radja jang besar, den lagi sekarang boekan larangankoe, kerna sekarang soewami toean ampoenja koewasa atas anakoe ini.

Setelah itoe maka pikir toean poetri Mahroen Siti, di manakah garangan kita ini pergi, maka djadi bertamba tamba menangis.

Setelah itoe maka sekoetika datenglah, datoe Banda hara kedoewa laki istri, serta tergoepoe-goepoe itoe, napasnja kempas kempis seperti orang jang di boeroe oleh saekor Harimau lagi lakoenja, serta soedjoe kepada soeltan kedoewa laki istri, serta sembahnja: ia toeankoe mengapakah ananda berboenoe-boenoehan, boenda ini denger.

Maka sembanja toean poetri, ia iboekoe soeda oentoengnja ananda apalah handak di kata lagi.

Maka sembah datoe Bandahara, Hai anakoe: djikaloe toean tijada handa kembali disana, marilah pada astanah boenda sadja.