Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/229

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

229

Setelah kedalam pager kebon, serta di boekanja pintos kebon itoe laloe masoeklah masing masing, serta memoengoet boengah melati, maka segala dajang dajang itoe melihat nene Rambani tiada, kerna mengambil penjapoe kebon.

Maka sembah segala dajang dajang, ja toewankoe djikaloe toewankce minta boeroeng bajan itoe, masah ken tiada di berinja, hamba ini sekalian ingin sekali, seperti rindoe rasanja melibat kelakoewan boeroeng bajan itoe.

Maka sahoet toewan poetri, djangan diri ini berpikir demikian, sedeng seorang diri ingin istemewa dia jang apoenja, soeda tentoe terlebih kasi sajangnja, sebab dia merasaken memeliharaken dari selamanja, djikaloe kita minta alangka sakit hatinja, den lagi djikaloe ada oentoeng kita masa kemana, sedeng asem di poehoen di atas goenoeng den garem di laoet ja bertemoe djoega.

Setelah itoe maka sembah dang Rahani, toewan ini pandai soenggoe menanggoeng bitjaranja orang.

Maka toewan poetri poen mesem moekanja seperti segara madoe rasanja.

Maka segala dajang dajang poen tertawa tawa, maka kata dang Semendara, masaken toean bole menang