Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/227

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

227

Adapoen maka toean poetri poen terlaloe amat birahi melihat boeroeng itoe, maka dari pada sanget boediman bidjak sananta, maka pada pikirnja soenggoe patoet permainan akoe djoega, djikaloe jangan poenja tidaken reda apalah goenanja, tetapi djikaloe akoe moehoenken djanganken seekor boerneng bajan, njawanja jang ada dalem dirinja tentoe di kasihnja djoega, sebab kita ini seorang anak radja, tetap tida akoe maoe berkehendak perboewatan jang demikian.

Setelah itoe maka toewan poetri poen berkata dengen kata kata jang laen, soepaja djangan di sangka kita sanget berkehendak bajan itoe serta katanja Hai bibi kita dateng ini hendak membajar hoetang, kerna tatkala bibi bawa boengah belon bajar harganja, bibi soeda kombali dengen sigrah, den kitapoen loepa, maka inilah sekarang kita bajar pada bibi.

Maka laloe di bajarnja.

Maka semba nene Rambani ja toewankoe djangan lah toewan berniat demikian, kerna pada pikir bibi tiada ada demikian, sedeng njawa hamba toewan jang ampoenja, betapa harganja toean boewat pikiran.

Maka sahoet toewan poetri sambil tersenjoem. sedeng kita teringet inget oetang bibi, apa poela bibi seorang jang miskin.

Soeltan Taboerat

26