301
bahasanja jang amat bagoes itoe. Orang-orang jang didalam kitabnja itoe selaloe ta' tangkas, ta' segar, sepandjang pendapatan kami. Tetapi bahasa dan isi kitabnja telah masoek kedalam hati kami. Toetoer katanja amat merdoe! Tanah Belanda boléhlah berpongah diri karena ahli pengarang jang seperti itoe!
Dan djoega kitab toean Vosmaer jang amat bagoes itoepoen menjoekakan hati kami. Dengan hati jang piloe kami membatja kitabnja jang bagoes jang bernama „Inwijding" itoe. Baroe sekali itoelah, kami berkenalan dengan pengarang bangsa Belanda itoe, kamipoen banjak mengoetjap terima kasih akan pertemoean kami jang amat menggirangkan hati sebagai itoe. Sesoedah membatja kitab „Inwijding" itoe, kami mendapat kitab tentang dongéng orang Gerika dengan bergambar déwa-déwa dan déwi-déwi. Sedap hati melihat gambar-gambar itoe dan membatja tjeritera tjeriteranja sesoedah membatja kitab „Inwijding"! O, melihat sekalian keindahan dengan mata kepala sendiri dan merasaï kesenangan hati seperti kegirangan hati Sietske dan Frank itoe, melihat roepa jang mahabesar, melihat sekalian mahabagoes itoe! Tidak, tidak, ta' boléhlah kami berharapan sebanjak itoe! . . . . . . . . . Biarlah kami mengoetjap sjoekoer, bahwa adalah orang dikaroeniakan Toehan jang pandai dan berkoeasa tentang bahasanja, telah menggambarkan sekalian jang maha bagoes itoe dimata kami, dan kamipoen adalah mengerti akan bahasanja jang bagoes itoe!
Telah doea boelan adalah seorang diantara ahli komidi bangsa Belanda datang ketanah Djawa, ke tanah airkoe jang bagoes ini. Willem Royaards, ahli komidi dan ahli bitjara, telah sekian lamanja mendjalani tanah matahari kami dengan kemoeliaannja; dan pada setiap tempat, dimana sadja ia bermain, senantiasa ia menggirangkan hati penonton dengan kepandaiannja jang amat berkoeasa itoe.
Betapa soeka hatinja tatkala kami hendak mendengar ia bermain. Pada boelan jang laloe kami telah berniat hendak melihat kepandaiannja itoe, tetapi sajang, ketika itoe tjeritera jang akan dimainkan ta' djadi dilakoekannja. Soenggoehpoen kami ta' dapat mendengar orang pandai itoe main komidi, tetapi ada kegirangan hati kami jang lain, jang telah kami peiroléh. Kami telah bertjakap-tjakap dengan toean itoe sendiri. Tiadalah sekali-kali kami dahoeloe menjangka keadaan itoe, karena dengan tiada disengadja kami bertemoe dengan dia. Itoelah soeatoe keoentoengan jang menjenangkan hati kami, ialah jang mendjadi obat djerih perarai[1] demam kepada kami pada waktoe itoe.
- ↑ Bah. Min. artinja penghilangkan (pentjeraikan).