Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/268

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

231

bergoea dan berbilik mandi: dengan tangga jang berkélok-kélok melaloei goea itoe, boléhlah kita pergi kepoentjak boekit itoe. Disana adalah terdiri kelenting ketjil doea boeah dan pohon boeah-boeahan serta boenga-boengaan bermatjammatjam. Ta' oebahlah penglihatan disana seperti soeatoe tjeritera dongéng; jang koerang lagi hanjalah orang-orang tjébol penoenggoe taman dan déwa-déwa jang keloear dari tjelah-tjelah batoe dan loebang-loebang diboekit itoe. Si tjébol dan dewa-déwalah jang haroes mentjoekoepi taman itoe, soepaja mendjadi dongéng. Boeah pikiran jang menggambar taman sebagoes itoe dikepala, itoelah sja'ir namanja dan pekerdjaan memboeat taman itoe, itoelah soeatoe kepandaian jang moelia. Tetapi dimanakah kepandaian jang tiada menaroeh kebagoesan sebagai sja'ir? Sekalian jang baik dan tinggi daradjatnja, jang keramat atau bertoeah, péndéknja sekalian apaapa jang moolia dalam hidoep bersama-sama, itoelah jang dinamakan dengan haloesnja: sja'ir!

Kami telah melihat Tjina toekang jang pandai memboeat taman sebagoes itoe. Tjina itoe hanjalah seorang baba jang miskin sadja! Patoeng-patoeng jang diboeatnja seperti naga-naga, harimau-harimau, dll. itoe, sekaliannja didirikannja kian kemari diatas roempoet, amat bagoes.

Sajang sekali dipintoe gerbang oentoek masoek kedalam taman soerga doenia jang bagoes itoe, ada terdiri doea boeah patoeng boeatan Éropah, kedoea patosng itoe mengganggoe kebagoesan patoeng-patoeng jang banjak itoe.

Adakah njonja pergi dahoeloe ke Betawi melihat pasar malam disana? Tentoelah ada! Bagaimanakah pikiran njonja tentang bangsa koelit hitam? Apakah jang boléh toean katakan tentang kepandaiannja? O, alangkah soekanja saja berpongah diri atas bangsakoe itoe! Meréka adalah djoega berkepandaian, biarpoen sedikit! Tetapi toean, orang-orang Belanda, haroeslah membimbingnja! Njonja tentoelah maoe berboeat demikian, boekan?

Kami ini boléh dioempamakan seperti anak-anak, dan orang-orang Belanda seperti pendidik kami. Bangsa toeanlah jang akan membimbing kami dan membela kami, soepaja kami boleh mendjadi laki-laki dan perempoean jang sebenarnja!

Saja pertjaja, bahwa tiadalah seorang djoega diantara anak-anak didikan atau moerid-mcerid itoe, jang akan bersipat koerang terima kasih!

21 Juni 1902 (VI).

Radén Adjeng Kartini, anak Radén Mas Adipati Ario Sosro-