22
— »Soekoer sekali Ka manatah kaoe ini ada menoedjoe?"
— »Ka Livorno!"
— »Akoe rasa, kaoe liilaug banjak tempo dengan toeroeti aliran ajer; mengapatah tida goenaken angin?"
— »Kaloe kita goeuaken angin, kita nanti datang di poelo Rion."
— »Akoe rasa, boleh djoega kita djalan di samping poelo itoe; maski tida bisa berdjaoeh, boewat berenggang 20 depa tantoe boleh djoega "
— »Pergilah sekarang kaoe pegang kamoedi, soepaja kita boleh lihat kapandeanmoe." Dantes lantas pergi pegang kamoedi, dan soeroeh matroos-matroos perboewat, apa jang ia (Dantes) rasa perloe.
Di itoe waktoe djoega itoe kapal jang bcrdjalan dengan perlahan, lantas berdjalan tjepat menjamperi jioelo Rion, dan meliwat di samping poelo itoe.
»Bagoes!" kata kapitein.
»Bagoes!" kata sekalian matroos, sambil me mandang dengan merasa heran, kapada Dantes, jang ia-orang tiada doega ada bagi toe pande di dalam hal pelajaran.
»Angkaoe lihat," kata Dantes; »bahoewa akoe ini boleh bergoena di dalam angkaoe poenja palajaran ini. Kaloe angkaoe tida maoe akoe djadi temanmoe, angkaoe boleh tinggalken akoe di Livoruo, dan deugin gadjikoe jang akoe nanti dapat-