Halaman:Graaf de Monte-Cristo Bagian 4.pdf/42

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dengan soesah, telah dioeroeki dengan batoe-batoe besar, hilanglah djalanan aken Dantes dan Faria berdjalan minggat.

»Kaoce lihat njata,” kata Dantes dengan tersenjoem oeroeng pada Faria: -bahoewa Allah tida maoe kasih akoe terlepas. Akoe soedah djandji padamoe, aken tinggal berdiam di sini bersama-sama kaoe, sekarang sekalipoen akoe maoe loepaken djandjikoe itoe, akoe tida nanti bisa, maka akoe poen tida nanti bisa dapatken itoe harta, jang tida sampe didapatken olehmoe. Aken tetapi maskipoen tida dapatken harta itoe, adalah djoega padakoe ini soewatoe harta jang bosar, jaitoelah sekalian pengadjaran jang akoe dapat dari padamoe, sobat! Akoe ini ada merasa kaja dan beroentoeng besar: hartakoe itoe poen ada berharga lebih dari pada toempoekan emas potongan dan intan-intan, kendatipoen barang-barang ini tida sepertiawap emboen jang kalihatan seperti daratan di tengah laoet, tapi linjap terhilang, kaloe ia dihamperi. Tida ada satoe manoesia nanti bisa rampas hartakoe, kendatipoen manoesia itoe Cesar Borgia adanja. Dan harta itoe akoe dapat dari padamoe, sobat! Senang amat hatikoe, oleh kerna ada beserta kaoe dan boleh dengari bitjaramoe sahari-hari.”

Demikianlah halnja doewa orang toetoepan itoe, jang maskipoen ada di dalam katjilakaiin, tida bersengsara lagi di dalam hati. Faria tida mengarap lagi aken dapatken itoe harta pendeman: maka ia



harap sadja, jang Dantes nanti dilepasken atawa bisa lepasken diri sendiri, dan dapatken itoe harta besar.

Dari sebab merasa koewatir, kaloe-kaloe itoe soerat jang njataken adanja harta, nanti djadi terhilang, maka pandita Faria itoe soeroeh Dantes batja boenjinja itoe soerat, sampe boenji itoe soedah tertjangkok tetap di dalam ingatan. Komoedian Faria linjapken soerat itoe jang sabagian, soepaja sekalipoen lain orang nanti dapatken itoe soerat jang sabagian lagi, orang itoe tida nanti dapat taoe maksoed boenjinja.

Sahari-hari Dantes mengamperi pada Faria dan tinggal di kamar pandita itoe bebrapa djam lamanja: pandita itoe poen, maski soedah tida bisa goenaken tangan dan kaki sabiasanja orang, ia poenja ingatan tinggal terang djoega, dan tida ada sangkoetan satoe apa aken ia berkata-kata dan membri pengadjaran kapada Dantes.

Pada soewatoe malam Dantes djadi sedar dengan terkedjoet, kerna merasa seperti ada orang triak panggil padanja. Ia boekaken mata dan melihat koeliling di tampat gelap, sedang bagitoe, ia dengar soewaranja Faria jang merintih dan memanggil padanja. Dengan hati berdebar ia lantas berbangkit dan memasang koeping. Njatalah, bahoewa soewara jang terdengar itoe, ada di dalam kamar Faris.

»Astaga! apa ia kamboeh kombali ?” kata Dan-