»Tida mengapa!" sahoet itoe ajah jaug toewa ; tapi sambil berkata bagitoe, orang toewa itoe djatohken badannja pada senderan korsi, salakoe orang jang merasa lelah.
»Baiklah kaoe minoem sagelas anggoer, ajahkoe !" kata poela Dantes: »minoeman itoe nanti segarken kaoe; di manatah kaoe simpan anggoermoe ?"
»Tida perloe, traoesah! traoesah kaoe tjari anggoer, anakkoe! akoe tida merasa perloe!" kata itoe orang toewa, sambil gerak-gerakken tangan boewat tjegah anaknja
»Baiklah minoem djoega, ajahkoe! minoem sedikit!" kata Dantes sembari boekaken doewa atawa tiga lemari."
»Traoesah kaoe tjari..." kata itoe ajah: »soedah tida ada lagi anggoer."
»Hm? soedah tida ada lagi anggoer?" kata Dantes sambil berwarna poetjat dan melihat pergi-datang pada ajahnja poenja pipi jang koeroes dan pada lemari-lemari jang kosong: »Hm? soedah tida ada lagi anggoer ! Apa kaoe soedah kakoerangan oewang, ajahkoe?"
»Akoe tida merasa kakoerangan apa-apa, sebab sekarang akoe melihat kaoe soedah datang," sahoet ajah itoe.
»Tapi," kata Dantes dengan soewara perlahan dan sembari menjoesoet keringat jaug timboel di djidat: »tapi tempo saja maoe berangkat, saja tinggali kaoe doewaratoes frank.