Halaman:Graaf De Monte Christo - 20.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

— 1151 —

„Betoel kaoe poenja perbilangan ini, Valentine, tetapi bagimana kita bisa dapet taoe........?"

,Dari toean Notaris Deschamps, ijang kita kenal, dan dari kita sendiri, kaoe nanti dapet taoe djoega. Nanti kita toelis soerat pada kaoe. Ja Allah, kaoe pertjaja Maximiliaan ijang kita amat bentji aken di nikahken dengen toean d'Epinay, seperti kaoe djoega bentji," mendjawab nona Valentine.

"Baiklah, baik, Valentine, kita poenja djantoeng hati," mendjawab toean Morrel „makalah kita djandjiken begini. Kaloe soedah dateng waktoenja kaoe dateng pada kita dan bersama-sama nanti kita orang lari, aken hidoep bersama-sama dengen slamat."

,,Baiklah, kita orang menentoeken begitoe," berkata nona Valentine, „djoega kita membilang, apa ijang kaoe bikin, kita bilang baik djoega. Apatah sekarang kaoe soedah senang dengen kaoe poenja istri ?"

"Ja, Valentine, kita poenja hati djiwa," mendjawab toean Morrel, kita tida bisa kata lain lagi dari: ja."

Nona Valentine sekarang dateng di pager kebon, dimana toean Morrel berdiri, ijang lantas tjioem padanja.

,,Slamatlah, sampe ketemoe lagi!" mendjawab nona Valentine dengen hati boengah: "Slamat, sampe kita orang ketemoe lagi aken landjoetken ini kaslamatan!"

"Apatah kaoe nanti toelis pada kita?"

„Ja."

Trima kasi, djantoeng 'hatikoe, slamat sampe ketemoe lagi."

Lagi sekali dia orang bertjioem dan baroe berdjalan poelang masing-masing ka roemahnja dengen hati boengah dan merasa senang, sebab katjintahannja kadoea orang itoe di