Halaman:Graaf De Monte Christo - 18.pdf/63

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1077 —

ajahnja. njonja Danglars, toean dan njonja De Villitort, trean De Braij, Maximiliaan Morrel, dan djoega. . . . toean Chateau Renaud."

Apatah orang bitjara dari kita djoega?"

„Sama sekali ttda."

„Itoelah lebih baik."

„Sebab apa? Boekanlah kaloe orang loepa pada kaoe, lebih baik ialah menoeroet kaoe poenja pengharepan."

„Toean graaf, kaloe orang tida bitjara dari kita, terler bihlah orang inget pada kita, itoelah ijang bikin tida senang pada kita."

„Mendjadi persangkoetan apa aken kaoe, sebab nona Danglars tida ada bersama-sama dalem perdjamoean. Oʻ tetapi dia boleh inget djoega pada kaoe diroema. mensa Oitoe tida djadi apa, sebab nona Danglars inget pada kita, seperti kita inget padanja."

„Apatah kaoe tida inget baik padanja."

„Dengerlah," berkata lagi toean de Morcerf, „kaloe nona Danglars sa-orang prampoean ijang pantes di kasiani, haroes djoega kita tjinta padanja, tetapi sekali-kali tida begitoe. Aken djadi toendangan, baik djoega nona Danglars, tetapi aken djadi istri. . . . . . . ."

„Maka," berkata Graaf de Monte Christo, kave poenja perasa-an hati begitoe dari kave poenja toendangan?"

„Astaga, ja," menjaoetlali Albert; „betoel ini ada koerang adjar, tetapi sabetoelnja kita poenja perasa-an begini. Maka dari sebab ada maksoednja, ijang kita moesti djoega kawin dengen nona Danglars, ijang kita moesti hidoep, mendjadilah kita poenja hati soeker; saorang goendik, toean Graaf, boleh di tinggal, tetapi satoe biui moesti di pegang salama hidoep,