— 1061 —
Artikel atau bagian dari artikel ini diterjemahkan dari Isinya mungkin memiliki ketidakakuratan. Selain itu beberapa bagian yang diterjemahkan kemungkinan masih memerlukan penyempurnaan. yang mahir dengan bahasa yang bersangkutan dipersilakan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. (Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat) |
ijang kita soedah memboeat hal ijang doerhaka, tetapi kaoe orang prampoean menoetoep kaoe poenja hati, dan bersalaken pada laen orang perboeatan doeraka, ijang kaoe sendiri soedah bikin."
„Bagimana djoega, toean, kaoe moesti mengakoe", mendja- wab njonja Danglars, „betoel kita soedah memboeat hal doerhaka, maka kemaren malem kita, soedah dapet penarikan ijang sanget."
„Kasianlah, kaoe," berkata toewan De Villefort dengen memegang tangannja njonja Danglars, „ija betoellah kaoe soedah dapet teramat penarikan, sebab sampe doea kali kaoe djatoh pangsan, begitoe djoega ,,Lantas?"
„Apa kita moesti bilang... tetapi kaoe moesti pegang hati brani, njonja, sebab kaoe poenja kesangsara-an masi belon poetoes."
„Astaga Allah," bersambatlah njonja Danglars.
„Kaoe sampe sekarang tjoema liat pada apa ijang soedah kedjadian, tetapi tida pandang apa ijang nanti dateng; ingetlah apa ijang nanti boleh djadi pada hari di depan..."
Baronnes Danglars soedah kenal betoel adatnja toewan De Villefort, makalah ija mendjadi poetjet dan hendak mendjerit tetapi tida bisa.
„Begimana hal ijang soedah kedjadian itoe boleh di kom- baliken lagi?" bekata toewan De Villefort, „begimanalah satoe hal ijang soedah ada di dalem koeboeran bisa di keloearken lagi?"
„Ja!" berkata njonja Danglars, „soedah tentoe dari pada pertemoeannja."
„Oh ja; boleh djadi djoega, apatah djoega tida kebetoelan