Halaman:Graaf De Monte Christo - 18.pdf/11

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1025 —

Kentara sekali ijang njonja Danglars berasa bingoerig, ijang ija sendiri tida bisa bilang sebabnja, atawa kaloe toewan de Braij bisa dapet taoe dari pada hal rahasianja njonja Danglars, tentoe sekali tinggal djoega semboeniken, seperti memang kebiasaän se-orang prampoewan bisa mesamarken, hal ijang ija hendak simpen dalem hatinja.

Makalah toewan de Braij tida maoe bertanja lebih pan- djang lagi; kerna dia mengarti djoega ijang itoe pertjoema.

Di moeka pintoe kamarnja, baronnes Danglars ketemoe pada nona Cornelie, ijang mendjadi baboe pada barones, dan di pertjaja.

„Kita poenja anak prampoewan bikin apa?" bertanja njonja Danglars.

„Ja se-antero malem beladjar," menjahoet Cornelie, „lantas ija pergi tidoer."

„Kita rasa dia sekarang main piano, sebab kita denger orang main piano."

„Boekan! ijang main piano itoe, nona Louice d'Armilly dan Njonja poenja anak tidoer."

„Baiklah," mendjawab njonja Danglars: „toeloeng kita aken boekaken pakean."

Sesoedahnja kata begitoe Njonja Danglars masoek dalem kamarnja. Toewan de Bray bertidoeran di atas satoe bangkoe besar, dan njonja Danglars dengen nona Cornelie masoek dalem kamar pakean.

„Toewan Lucien," berkata njonja Danglars dari blakang klamboe, ijang tergantoeng di moeka pintoe pakean, „kaoe saban berkata ijang Eugenie tida maoe bitjara sama kaoe.

„Njonja," menjaoet Lucien, sembari memain sama an-