Halaman:GS.djvu/3

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Tidak pernah bangsa manusia begitu berlimpah harta-kekayaan, kemungkinan-kemungkinan serta kekuatan ekonominya; akan tetapi sebagian masih sangat besar penghuni dunia tersiksa karena kelaparan dan kekurangan, dan tak terhitunglah jumlah mereka yang sama sekali buta huruf. Tidak pernah manusia mempunyai rasa kebebasan setajam sekarang ini; namun sementara itu muncullah jenis-jenis baru perbudakan sosial dan psikis. Dunia begitu mendalam merasakan kesatuannya serta saling tergantungnya semua orang dalam solidaritas yang memang mesti ada; tetapi sementara itu tertimpa oleh perpecahan yang amat gawat akibat kekuatan-kekuatan yang saling bermusuhan; sebab masih tetap berlangsunglah pertentangan-pertentangan yang sengit di bidang politik, sosial, ekonomi, “kesukusan” dan ideologi; dan tetap berkecamuk bahaya perang yang akan menggempur habis-habisan segala sesuatu. Sementara bertambah intensiflah pertukaran pandangan-pandangan, istilah-istilah sendiri, yang mengungkapkan faham-faham sangat penting, dalam keanekaan ideologi menyandang arti cukup berlain-lainan. Akhirnya dengan tekun juga diusahakan terwujudnya tata-dunia sekarang yang lebih sempurna, tetapi perkembangan rohani tidak mengalami kemajuan yang serasi.

Karena terkena oleh sekian banyak situasi yang serba komplkes, banyak sekali sesama kita sekarang ini, yang terhalang untuk sungguh mengenali nilai-nilai yang lestari, pun untuk memadukannya dengan penemuan-penemuan baru sebagaimana mestinya. Maka dari itu mereka terombang-ambingkan antara harapan dan kecemasan, bertanya-tanya saja tentang perkembangan dunia sekarang, dan tertekan oleh kegelisahan. Perkembangan itu menantang, bahkan memaksa manusia untuk menanggapinya.

5. (Perubahan situasi yang mendalam)

Kegoncangan rohani dewasa ini dan peubahan kondisi-kondisi hidup berhubungan dengan pergantian keadaan yang lebih luas. Karena peralihan itu maka dalam pembinaan akal-budi ilmu matematika serta pengetahuan alam , pun ilmu tentang manusia sendiri semakin diutamakan, begitu pula dibidang kegiatan ketrampilan-ketrampilan tehnik yang bersumber pada ilmu-ilmu itu. Mentalis ilmiah itu dengan cara yang berlainan dengan di masa lampau membentuk peri -budaya dengan cara-cara berpikir. Ketrampilan-ketrampilan tehnik sedemikian maju, sehingga mengubah muka bumi dan kini sudah berusaha menaklukkan ruang angkasa.

Dengan cara tertentu akal budi manusia juga memperluas kedaulatannya atas kurun waktu: atas masa silam melalui pengetahuan sejarah, atas masa depan melalui progno se kemudian hari dan pelbagai perencanaan. Ilmu-ilmu biologi, psikologi dan sosial, yang serentak maju pula, bukan hanya membantu manusia untuk makin mengenal diri, melainkan untuk menolongnya juga untuk memakai teknik-teknik yang tepat secara langsung mempengaruhi kehidupan masyarakat. Sekaligus juga umat manusia makin banyak memikirkan cara-cara memprakirakan dan mengatur perkembangan demografis-(kependudukan)-nya.

Sejarah sendiri makin melaju cepat sedemikian rupa, sehingga setiap orang hanya dengan susah-payah mampu mengikutinya. Nasib persekutuan manusia telah menyatu, dan tidak lagi bagaikan menempuh jalur-jalur sejarah yang berbeda-beda. Begitulah bangsa manusia beralih dari pengertian tata-dunia yang lebih statis kepada visi yang lebih dinamis dan bercorak evolusi. Maka muncullah problematik baru yang amat besar, dan mengundang analisa-analisa serta sintesa-sintesa baru pula.

6. (Perubahan-perubahan dalam tata-masyarakat)

Dengan sendirinya komunitas-komunitas setempat, misalnya keluarga-keluarga patriarkal, kelompok-kelompok kekerabatan, suku-suku, desa-desa, pelbagai kelompok dan rukun hidup sosial lainnya, dari hari ke hari mengalami perubahan-perubahan makin menyeluruh.

Pola masyarakat industri lambat laun makin menyebar, mengantar berbagai bangsa kepada kekayaan ekonomi, serta secara mendalam mengubah pengertian-pengertian dan kondisi-kondisi hidup kemasyarakatan yang dulu bertahan berabad-abad lamanya.