Halaman:Dr Soetomo Riwayat Hidup dan Perjuangannya.pdf/19

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

orang tua itupun turut marah pula, sehingga tak ada seorangpun didalam rumah berani berlaku sembarangan padanja. Djuga mamak-mamaknja tidak berani marah kepada Soebroto, bahkan mereka itu merasa takut, sering bertjampur rasa dengki, pada tjutju jang tertjinta itu.

Begitu besar tjinta nenek itu, sehingga apabila sang tjutju merasa sedih, tergambar pula pada wadjah orang tua itu perasaan sedih.

Untuk menjenangkan hati Soebroto, tuan Singowidjojo antara lain memelihara seekor domba jang sangat besar. Tetapi, apa latjur, pada suatu hari datang seorang pegawai Pamong Pradja dirumah neneknja, dan setelah dilihatnja domba jang sebesar dan sebagus itu berkatalah ia kepada nenek Soebroto:

'Saja rasa kurang pantas kambing ini dipelihara dihalamanmu ini, sebaiknja ia digembalakan dihalaman rumahku'.

Mendengar perkataan itu mengertilah nenek Soebroto, bahwa tamu itu menghendaki dombanja. Walaupun dengan sedih hati, pada keesokan harinja domba itu dikirim kekota ketempat kediaman pegawai Pamong Pradja tadi.

Sebelum itu pernah pula terdjadi, bahwa seorang isteri pegawai Pamong Pradja jang datang berkundjung ke Ngepeh, berakibat dipindahkannja seekor burung djalak jang pandai berkitjau, jang sangat digemari oleh Soebroto, kerumah prijaji Pamong Pradja jang isterinja telah melihat-lihat burung tadi.

Dua peristiwa tersebut sangat menusuk hati Soebroto jang masih ketjil itu dan meninggalkan bekas jang tidak dapat dilupakan.

Disebelah rumah neneknja terdapat sebuah blumbang jang djernih airnja, dan didalamnja dipelihara beberapa puluh ekor ikan gurami. Tepi blumbang itu ditanami bunga melati dan mawar, sedangkan disalah satu pendjurunja ada sebatang pohon manggis jang pada masanja sangat lebat buahnja. Bilik tempat tidur Soebroto

14