20
Pang Lok Thian lantas soeroeh sadia makanan dan adjak samoewa sobatnja makan.
Sasoedahnja makan, dia-orang doedoek omong lagi. Tan Djit Sing menanjak pada Bwee Kwee, katanja: Soedara poenja anak dan istri kapan nanti dateng di sini?
Bwee Kwee menjahoet: Saja poenja anak dan istri poelang di Siangtjine: saja tjoema bawak satoe boedak toewa sadja. — Sekarang saja mane bitjara teroes-trang jang saja dapat ini pangkat, soenggoeh saja djadi merasa sedih sekali; dari itoe maka saja tida bawak saja poenja anak-istri.
Pang Lok Thiau dan lain-lainnja djadi kaget mendengar omongan itoe, dan tanjak: Mengapa sedara bitjara bagitoe? Ada apa sebab?
Bwee Kwee menjahoet: Saja tempo pegang pekerdjaän di shoatang, memang soedah lama dapat denger jang itoe kansin-kansin soedah berkawan. Sekarang saja pegang ini pangkat di sini, tantoe sekali saja djaga, tida kasih dia-orang main gila, saboleh-boleh saja maoe bikin habis sama dia-orang.
Liok Hok Tje lantas berkata pada Bwee Kwee: Soedara ada poenja ingatan begitoe. apa tida taoe itoe kansin-kansin ditjinta sekali sama Radja? — Ini tempo tantoe soedara tida bisa bikin apa-apa. Paling baik sabar doeloe, menoenggoe sampe katjintaännja Maha Radja
