Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/131

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
6.3 Citra Manusia yang Mengalami Konflik Batin\

Dalam suatu konflik batin akan terbaca suatu kegelisahan ataupun pencarian diri yang belum menemukan sosoknya. Atau, suatu pencarian makna kehidupan yang belum menemukan jawabnya sehingga yang tinggal adalah bayang-bayang kabur yang menggelisahkan. Misalnya saja kegelisahan yang terbayang dalam larik-larik sajak J.E. Tatengkeng berikut ini, "Kucari Jawab".

Di mata air, di dasar kolam,
Kucari jawab teka-teki alam.

Di kawan awan kian kemari,
Di situ juga jawabnya kucari.

Di warna bunga yang kembang,
Kucoba jawab, penghilang bimbang.

Kepada gunung penjaga waktu,
Kutanya jawab kebenaran tentu.

Pada bintang lahir semula,
Kutangis jawab teka-teki Allah.

Ke dalam hati, jiwa sendiri,
Kuselam jawab! Tidak tercari ...

Ya, Allah yang Maha-dalam,
Berikan jawab teka-teki alam.

O, Tuhan yang Maha-Tinggi,
Kunanti jawab petang dan pagi.

Hatiku haus 'kan kebenaran,
Berikan jawab di hatiku sekarang ...

   (Rindu Dendam, 1934)

Melalui larik-larik sajak J.E. Tatengkeng tadi terungkap sosok manusia yang gelisah mencari jawab akan makna kehidupan ini. Pencariannya yang intens

122

Citra Manusia dalam Puisi Modern Indonesia 1920-1960