Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/111

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bukan deru angin jantan dari rahim langit
deru Kasan kembara berkendara pedati empat kuda
larikan kutuknya lekat, kecut cuka panas bara.

(Ballada Orang-orang Tercinta, 1957)

Masalah perpisahan antara dua kekasih itu banyak ditulis oleh Chairil Anwar, antara lain, dalam sajak berikut ini.

   TAK SEPADAN

Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros.

Dikutuk sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka.

Jadi, baik juga kita padami
Unggunan api ini

Karena kau tidak'kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

    (Kerikil Tajam, 1959)

Dalam sajak Chairil Anwar yang lain, "Orang Berdua" digambarkan konflik antara suami-istri karena tidak ada saling pengertian di antara keduanya. Tidak adanya saling pengertian akhirnya menyeret keduanya ke dalam penderitaan:

   ORANG BERDUA

Kamar ini jadi sarang penghabisan
di malam yang hilang batas.
Aku dan dia hanya menjangkau
rakit hitam

’Kan terdamparkah
atau terserah

102Citra Manusia dalam Puisi Modern Indonesia 1920-1960