Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/77

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

curkan rumah tempat berlindung ketiga anak piatu itu.

Tetapi pada saat yang sama salah satu dari kedua anak laki-laki itu sudah bersiap dengan busur dan anak panahnya. Sebelum kepala ular naga itu diayunkan anak itu telah melepaskan anak panah yang dibidik ke kepala ular naga itu. Pukulan kepala dan ekor ular naga itu meleset, tidak mengenai rumah dari ketiga anak piatu. Sang ular yang sudah setengah mati tidak dapat bergerak lagi karena telah parah kepala dan perutnya, dan akhirnya mati seketika.
Sejak itu tersiar khabar bahwa ular naga yang menakutkan itu telah mati dibunuh oleh kedua anak laki-laki itu. Para penduduk kampong yang telah menyingkir keluar itu mulai kembali lagi ke kampong itu terisi kembali dan menjadi ramai seperti sediakala. Dan sebagai bukti nyata dari peristiwa heroik itu, hingga kini masih nampak timbunan batu di dekat Kampung Napdori, yang menurut ceritera adalah tubuh ular yang telah dipenggal dan membatu.

Sekian ceritera pendek tentang timbunan batu di Napdori, Kecamatan Biak Barat.


======


61