Lompat ke isi

Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/61

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

mah telah dirusakkan oleh bencana. Melihat keadaan demikian Amboruari tercengang dan berkata: ”Aduh, kampung ini sudah bagaimana ?” Semua penduduk telah punah. Tetapi ada seorang nenek tua bersama cucunya perempuan yang masih hidup.

Oleh nenek, yang mendengar suara Amboruari, ia lalu berkata kepada cucunya : ”cucu, pergi beritahukan kepada pemuda yang berbicara itu. Jangan ia jalan-jalan. Lebih baik dia bersembunyi karena jika burung garuda itu melihatnya, maka ia akan di makan !!.

Ternyata, pembicaraan antara kedua cucu-nenek ini telah terdengar oleh Amboruari. Lalu Amboruari berkata kepada mereka berdua:”Kamu dua tidak bangunkan? mengapa kamu berdua bersembunyi? Bangun, dan masuk supaya kita makan karena saya lapar”. Tetapi kata nenek : ”Aduh cucu ! Jika saya susah berarti kita bertiga akan mati. Coba lihat kampung ini sudah tidak berorang lagi.”'.

”Kenapa, nenek ?” kata Amboruari. Nenek lalu memjawab : ”Lihat, anak ! Semua orang dalam kampung ini telah di bunuh oleh burung garuda yang berdiam di pulau Wapupi itu. Lihat, mereka telah mati semua, tinggal tiang-tiang rumah ini. Jadi kalau kami mau makan, nanti malam baru masak”.

”Mengapa tidak masak pada siang hari ? ” kata Amboruari. Itu tidak mungkin , nak ! ” jawab nenek. ”Karena siang hari asap api akan terlihat olehnya dan ia akan terbang menyambar kita disini”.

Terjadilah tawar-menawar antara Amboruari dan si nenek tua ini, dan akhirnya mengalahlah si nenek tua lalu menyuruh cucunya memasak. Burung garuda yang bertengger di pulau Wapupi sambil mengawasi kampung dari jauh tiba-tiba ia melihat ada segumpal asap yang mengepul ke atas. Ia tahu bahwa tentu masih ada orang di kampung. Si burung garuda lalu melebarkan sayapnya dan segera melayang-layang di angkasa menuju ke kampung Windesi. Sayapnya yang lebar itu lalu dipergunakan untuk menutup seluruh kampung. Si nenek tua dan cucunya sangat ketakutan. Tetapi kata Amboruari : Jangan takut nenek ! Itu perkara kecil saja. Nanti kalau saya selesai makan, saya akan membuat perhitungan dengannya !!

Setelah Amboruari selesai makan ia lalu mengambil tombaknya yang diberi nama : Sotouri, lalu ia menusuk leher daripada si

45