Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/117

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 Jang memberikan batas-batas itu, adalah terletak kepada perasaan, manakala tidak sesuai dengan sifat kodrat alam pikiran kita, itu sudah melintasi batas.
 Kemadjuan setjara individueel, sudah banjak ditjapai oleh kaum wanita kita. Akan tetapi kemadjuan dalam rangka organisasi , sekiranja belum ada sesuatu jang dapat dibanggakan, baik dalam lapangan sosial maupun pendidikan. Sengadja kita tidak berbitjara soal politik, oleh karena kita berpendapat, bahwa gerakan wanita untuk turut mendjundjung deradjat bangsa dan nusa itu lebih sesuai dalam lapangan sosial dan pendidikan.
 Sekalipun demikian, sudah ada rasa sjukur dan gembira atas hasil-hasil jang ditjapai oleh kaum wanita kita dalam seperempat abad itu, jang sekarang terus berusaha madju dengan sedikit bersuara.
 Mudah-mudahan dalam gerakan selandjutnja, akan banjak membuat djasa sehingga sungguh akan dapat dirasakan oleh kaum wanita chususnja dan masjarakat Indonesia pada umumnja.

,,Tanah Air", 22 Des. 1953. Semarang.

WANITA

 Hari ini kita memperingati seperempat abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia. Perdjuangan wanita kita tidaklah bisa dipisahkan dari pada perdjuangan untuk mentjapai kemerdekaan Indonesia dan mempertahankan serta mengisinja.
 Kaum wanita kita pada zaman kolonial dulu tidaklah bebas dalam geraknja, seperti halnja dengan pergerakan-pergerakan lainnja. Selalu mendapat tekanan, lanngsung atau tidak, dari peraturan-peraturan dan tindakan pemerintah kolonial itu.
 Tidak sedikit kaum wanita Indonesia jang masuk pendjara karena aktip dalam pergerakan. Ingat sadja akan S.K. Trimurti dan wanita lainnja jang telah mengalami tutupan dalam bui beberapa kali. Memang tiap-tiap gerakan, apalagi dalam dunia politik, mempunjai konsekwensi jang besar. Sabansaban bisa ditahan dan dituntut, dan kemudian dihukum.
 Dinegeri manapun djuga demikian halnja. Kita ingat misalnja perdjuangan kaum wanita di Inggeris dalam abad jang lalu, jang menuntut perbaikan nasib dan persamaan hak. Tidak sedikit dari mereka jang mendapat siksaan. Tetapi mereka berdjuang terus, sebab kalau tidak, tjita-tjita untuk perbaikan nasib dan tuntutan hak sama itu tidak akan bisa berwudjud, seperti jang dialami sekarang.
 Banjaklah jang bisa dilakukan oleh kaum wanita. Mereka merupakan tiang dalam pembangunan negara kita pada waktu ini dan dimasa jang akan datang.
 Pendidikan anak-anak sebagian terbesar adalah ditangan mereka. Djika ini dilakukan dengan baik, maka kemerosotan moral jang timbul pada waktu ini dinegeri kita, dengan pelan-pelan akan bisa habis.
 Djuga dalam lapangan perkawinan, kaum wanita dapat menjumbangkan tenaga dan pikirannja, agar nasib wanita seumumnja terdjamin. Itu adalah sekedar tjontoh-tjontoh sadja. Masih banjak lagi masalah wanita.
 Semua itu sesungguhnja merupakan objek-objek politik. Hingga dengan demikian perdjuangan dalam perbaikan nasib kaum wanita itu adalah perdjuangan politik. Karena itu dengan sendirinja kaum wanita mau tidak mau seberapa dapat harus menerdjunkan diri dalam lapangan politik. Hingga dengan demikian dapatlah mereka setjara demokratis berusaha dalam mentjapai tudjuan dan tjita-tjitanja.
 Sadar akan hal itu, kaum wanita Indonesia dimasa jang akan datang akan lebih memperkuat kesatuannja. Sebab dengan itulah dapat lebih gampang ditjapai hasil-hasil jang lebih baik untuk kemadjuan wanita kita, untuk perbaikan nasibnja dan perbaikan masjarakat Indonesia seluruhnja.
 Kita mengutjapkan: Selamat berdjuang.

„Kedaulatan Rakjat", 22 Des. 1953.

 Surat kabar „Pembina" jang terbit di Samarinda menulis:
 Dapat digambarkan betapa berat pekerdjaan gerakan wanita didalam memberi bimbingan kepada kaum wanita, jang masih berhadapan pula dengan kaum kolot. Sesudah kemerdekaan Indonesia, wanita djuga sanggup bekerdja disegala lapangan, baik dikalangan sosial, maupun dikalangan politik. Beberapa wanita telah menundjukkan kesanggupannja duduk sebagai menteri. Wakil-wakil wanita di D.P.R. pun banjak djuga. Surat kabar ini mengandjurkan, agar wanita berusaha sekuat tenaganja untuk mengokohkan pergerakan wanita, meskipun terpisah dalam pelbagai organisasi.
 Pergerakan wanita Indonesia, belum dapat dibanggakan, berhubung dengan adanja beberapa perpetjahan, jang berarti, bahwa wanita tak akan sampai ketepian jang ditudju. Pemilihan Umum akan menentukan kedudukan wanita djuga, tulis „Pembina".

(Induk karangan).

WANITA KITA.

 Seperempat abad sudah pergerakan wanita kita patut sedjenak kita renungkan, untuk menjadari apa jang sudah dan apa jang belum tertjapai, satu dan lain untuk dasar kita bergerak terus! Hendaknja ditindjau kembali, hingga mendjadi terang dan pasti, apa jang hendak kita tjapai. Sebab fase seperempat abad jang lalu boleh dianggap permulaan dengan belum lagi tjukup terudji sendiri langkah-langkah kita, hingga terasa kuranglah sekali efficiency pergerakan selama ini. Lagi pula seperempat abad pertama itu masih erat, terdjalin kalau tidak dikuasai oleh kebangsaan hingga segisegi kewanitaan chususnja belumlah digerakkan sepenuhnja.
 Karena itu pula fase kedua sesudah seperempat abad itu disamping tugas umum terhadap kemerdekaan negara dan isinja, sewadjarnja lebih bergerak pula dilapangan segi-segi kewanitaan-kewanitaan kita. Dan pertama harus terang ditentukan:


103