— 404 —
dengen lantaran merasa girang sadja, kerna sekarang ija tida sendirian lagi dan dapet bertemoe pada soedaranja ijang baroe poelang dari tempat mengadoe djiwa, dan lain dari begitoe, haroeslah djoega diseboet, behoewa Mercedes itoe, maskipoen ija tida tjinta, ija belon taoe membentji pada Fernand. Seäntero hatinja Mercedes ada djadi poenjanja Edmond, tapi Edmond ini tida ada di dampingnja, hanja telah terhilang tida katahoean di mana adanja, brangkali djoega telah mati.”
„Pada tiap kali beringet, ija mendoega barangkali djoega Edmond telah meninggal,” kata Caderousse ijang meneroesken tjerita; „Mercedes itoe lantas menangis selakoe orang ijang petjah hatinja; tapi di belakang kali itoe ingatan ijang ija tida maoe trima, masoek dengen perlahan ka dalem ija poenja pikiran; djoega Dantes toewa sering-sering berkata padanja:
„Si Edmond soeda mati: kaloe ija masi hidoep, tentoe soedah ija dateng kombali pada kita.”
„Ini Dantes toewa meninggal doenia, sebegimana saja soedah tjeritaken. Seändenja ini orang toewa tinggal hidoep, brangkali djoega Mercedes tida nanti maoe djadi istrinja laen orang. Sekarang ada lain pekara, dan Fernand mengarti dengen hal ini. Maka tempo ija denger kabar, ijang Dantes toewa telah wafat, ija dateng kombali ka desa orang Catalaän; dan sekarang ija ada berpangkat eerste Luitenant; Pada temponja dateng ijang pertama kali, tida sekali ija berkata apa-apa pada Mercedes aken njataken tjintanja. tapi sekarang ija kasih taoe pada Mercedes, ijang ija (Fernand) ada tjinta padanja. Mercedes meminta tempo anem boelan, aken menoenggoe dan tangisi Edmond. Sesoedahnja