Lompat ke isi

Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 7.pdf/11

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 379 —

— „Dari sebab apa?“

— „Dari sebab kalaparan!“

— „Dari sebab kalaparan! dari sebab kalaparan !! Adoeh! binatang ijang paling djelek, tida nanti mati sebab kelaparan; andjing-andjing ijang gelandangan di djalanan, ada dapet djoega kasihannja orang ijang moerah hati; sedeng begitoe, seorang manoesia, seorang Kristen djadi mati dengen lantaran lapar di antara begitoe banjak manoesia ijang seboet dirinja Kristen. Oh, itoelah satoe perkara ijang tida boleh djadi!“

— „Saja bilang apa ijang saja taoe.“

„Kaoe salah!“ kata satoe soewara di tangga loteng: „Boewat apatah kaoe perdoeli lain orang poenja hal?“

Caderousse dan itoe Pendita lantas menengok dan dapet lihat di tangga-loteng istrinja Caderousse poenja moeka ijang poetjet. Istri-itoe telah dateng berdoedoek di itoe tempat dan dengeri orang beromong-omong.

„Boewat apatah kaoe tjampoer moeloet, istrikoe!“ kata Caderousse: „Ini toewan Pendita ada minta keterangan dan dengen menoeroet adat sopan haroeslah saja bri taoe padanja, apa ijang saja taoe.“

„Ja,“ sahoet si istri: „tapi dengen beringat hati-hati, baiklah kaoe tida banjak tjerita. Siapatah soedah bilang padamoe, dengen maksoed apa orang soeroeh kaoe mengomong, goblok?“

„Dengen maksoed ijang baik, Njonja !” kata si Pendita: „Kaoe poenja soewami traoesah koewatir satoe apa, kaloe sadja ija bitjara dengen sebenernja.”

— „Traoesah koewatir!—ija, pada moela-moela memanglah orang bri djandjian bagoes, traoesah koewatir atawa traoesah takoet, tapi kemoedian sesoedah orang berkata laloe